Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dedi Mulyadi Sindir Kinerja Bulog: Beli Tak Mampu, Jual Tak Mampu

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemampuan Bulog dalam menyerap gabah hasil panen petani dipertanyakan Anggota DPR RI, padahal sebagai BUMN pangan lembaga itu diberi tugas utama untuk menyerap hasil panen.

Di sejumlah daerah, seperti Indramayu saat ini harga gabah cenderung turun berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Bulog seharusnya mampu membeli sesuai HPP yang ditetapkan sehingga harga gabah tidak anjlok," ucap Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dilansir dari Antara, Jumat (26/3/2021).

"Namun, kenyataan di lapangan harga gabah anjlok, tentu layak dipertanyakan kemampuan Bulog dalam membeli atau menyerap gabah dari petani sesuai HPP,” kata dia lagi.

Mantan Bupati Purwakarta itu bilang, Bulog juga semestinya mampu membeli gabah petani untuk menjaga stabilitas harga serta mengamankan cadangan pangan nasional.

Selain tidak mampu membeli gabah dari petani sesuai harga, Bulog juga disebut tidak mampu menjual beras yang disimpannya selama ini.

Menurut Permendag Nomor 24 Tahun 2020, Bulog hanya bisa menyerap gabah dengan kadar air maksimal 25 persen dan seharga Rp 4.200 per kilogram.

Berdasarkan data Koordinator Nasional Koalisi Rakya untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), pertengahan Maret 2021 di Ngawi, Jawa Timur dan Demak, Jawa Tengah harga rata-rata GKP di bawah Rp 4.000 per kilogram.

Menurut Dedi, banyaknya penumpukan beras di gudang lebih disebabkan karena Bulog tidak bisa menjualnya.

“Prinsip dasarnya selain tidak mampu membeli, Bulog ternyata juga tidak mampu menjual berasnya. Akhirnya terjadi penumpukan beras di gudang hasil pembelian tahun 2018,” ungkap Dedi yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI.

Bahkan sekitar 100.000 ton lebih beras Bulog mengalami turun mutu atau bisa disebut busuk karena tidak memiliki gudang penyimpangan yang memadai.

Bulog selama ini hanya mampu menjual atau menyalurkan berasnya saat pemerintah memberikan penugasan terkait program Bantuan Sosial (Bansos) lewat beras.

“Problem pada dunia perberasan kita, yaitu harga gabah menjadi turun karena tidak terserap. Selain itu ketersediaan pangan bisa terancam karena cadangan beras di Bulog mengalami penurunan kualitas atau busuk,” kata Dedi.

Buwas enggan impor beras

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menilai, kebijakan impor beras (beras impor) sebanyak 1 juta ton tak sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggaungkan cintailah produk dalam negeri.

Menurut Buwas, sapaan akrabnya, pernyataan Presiden Jokowi itu berarti para pemangku kepentingan harus mengutamakan penggunaan produk dalam negeri, termasuk dalam hal pengadaan beras.

"Pak Presiden bahkan bilang cintailah produk dalam negeri artinya utamakan produksi dalam negeri. Saya pegang pembicaraan itu. Tapi belum apa-apa kok kita malah menyatakan (mau) impor beras, apalagi ini lagi masa panen," ujar dia.

Buwas menyayangkan keputusan pemerintah membuka keran impor beras pada tahun ini. Sebab dirinya meyakini produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Ia menyatakan, keyakinan itu berpegang pada data proyeksi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait produksi beras nasional akan surplus pada 2021.

Adapun BPS menyebut potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

Di sisi lain, Buwas mengungkapkan, per 25 Maret 2021 stok beras di Bulog mencapai 923.471 ton. Terdiri dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) 902.353 ton dan beras komersial 21.119 ton.

Sejak masa panen raya atau awal Maret hingga saat ini, penyerapannya Bulog sudah mencapai 145.000 ton. Ia memastikan serapan akan terus dilakukan sebab panen raya berlangsung hingga Mei.

Buwas pun memperkirakan, setidaknya hingga April 2021 serapan beras hanya untuk CBP bisa mencapai 390.000 ton. Sehingga bila diakumulasi dengan stok saat ini, maka total CPB pada akhir April sudah di atas 1 juta ton.

"Lalu Mei akan serap lagi. Jadi kalau tadi stok (CBP) di Bulog itu harus 1-1,5 juta itu amat sangat bisa (dari dalam negeri), tidak perlu impor," kata dia.

Ia memastikan, akan terus memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri. Bulog bakal membeli beras di daerah-daerah yang produksinya melimpah dan akan menyuplai ke daerah-daerah yang defisit beras.

Hal ini guna memastikan seluruh daerah Indonesia terjamin kebutuhannya akan beras.

"Saya ingin menjamin bahwa pangan itu aman, khususnya beras di seluruh Indonesia. Saya berkeyakinan bahwa kita ini bisa swasembada pangan dan tidak perlu buru-buru menyatakan impor," pungkas Buwas.

https://money.kompas.com/read/2021/03/26/083613726/dedi-mulyadi-sindir-kinerja-bulog-beli-tak-mampu-jual-tak-mampu

Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke