Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN LYFE KOMPASIANA] Puasa dan Produktivitas Kerja | Lika-liku Kerja Sampingan | Daun Pisang Kembali Diminati

KOMPASIANA---Apakah selama puasa terjadi penurunan produktifitas kerja maupun kegiatan lainnya?

Meski selama bulan puasa ini secara umum aktivitas sehari-hari berubah, semestinya itu tidak dijadikan alasan untuk tidak produktif.

Karena ketika dijalan semestinya selama puasa ini bisa membuat semua pekerjaan lebih efisien.

Walau memang mesti menyesuaikan diri, tapi akan ada waktu luang yang bisa digunakan untuk bekerja dan mengatur waktu untuk bisa istirahat dengan benar.

1. Momen Bulan Ramadan Mampu Ciptakan Iklim Kerja Lebih Kondusif?

Tuntutan agar setiap orang menahan diri sedikit banyak sangatlah berpengaruh untuk menciptakan iklim kerja yang lebih kondusif dan nyaman.

Sebagaimana dalam buku ESQ, seperti dikutip Kompasianer Agil S. Habib, Ary Ginanjar Agustian menuliskan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang erat kaitannya dengan cara kita untuk melatih kemampuan mengendalikan diri (self controlling).

Tata cara serta syarat yang menyertai pelaksaan ibadah di bulan Ramadan, lanjutnya, utamanya puasa mengharuskan setiap orang untuk menahan dirinya baik dari seruan lapar, dahaga, syahwat, dan juga emosi.

Apa yang menjadi sebab dan cikal bakal dari terciptanya suatu konflik di lingkungan kerja?

"Faktor emosi sepertinya menjadi salah satu hal yang cukup berpengaruh," tulis Kompasianer Agil S. Habib.

Emosi sangat berpengaruh dalam menciptakan iklim pekerjaan yang bersahabat atau sebaliknya penuh dengan ketidaknyamanan. (Baca selengkapnya)

2. Lika-liku Kerja Sampingan

Kerja sampingan sekarang bukan lagi sekadar kerja hanya memenuhi kebutuhan sampingan atau remeh-temeh.

Tapi, lewat kerja sampingan kini dapat mendatangkan penghasilan maksimum bagi yang mampu bekerja dengan sungguh-sungguh.

Usaha untuk mencapai hidup yang lebih baik, tulis Kompasianer Ardy Milik, hanya mungkin dengan terus melihat peluang yang ada untuk terus bekerja.

Apalagi dengan menjadikan peluang-peluang, menjalani kerja sampingan tersebut bisa sebagai jalan menuju penghidupan yang lebih baik.

"Kunci utama dalam menjalankan kerja sampingan adalah manajemen waktu yang baik," lanjut Kompasianer Ardy Milik, menegaskan.

Karena dengan mengatur waktu secara baik. Seseorang dapat mengerjakan pekerjaan sampingannya secara benar. (Baca selengkapnya)

3. Memori Daun Pisang dan 5 Alasan Kini Kembali Booming

Kompasianer Elly Suryani melihat akhir-akhir ini permintaan akan daun kembali meningkat.

Untuk harga di pasar tradisional saja, misalnya, 1 (satu) gulungan besar dijual seharga Rp.5.000.

"(Sedangkan) di gerai dan grosir yang menjual aneka kebutuhan rumah tangga di Palembang, 1 gulungan kecil dijual seharga Rp 4.500 dan yang besar Rp10.000," tulis
Kompasianer Elly Suryani.

Melihat tingginya permintaan akan daun pisang setidaknya ada 5 faktor yang memengaruhi itu, seperti tren gaya hidup yang semakmin sehat.

Tentu saja berimbas pada bisnis daun pisang yang dilakukan banyak pihak. Ada yang mengisi mal dan supermarket, ada yang dijual di pasar tradisional. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten menarik lainnya seputar tren gaya hidup yang sedang hits di Kompasiana pada kategori: Lyfe.

https://money.kompas.com/read/2021/05/07/154518726/tren-lyfe-kompasiana-puasa-dan-produktivitas-kerja-lika-liku-kerja-sampingan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke