Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Tiga Penyebab Seseorang Menjadi "Deadliner" Garis Keras | Mengapa Kita Baru Termotivasi Menjelang Garis Akhir?

KOMPASIANA---Mengerjakan sesuatu mendekati deadline atau batas waktu, memang memberikan sensasi. Dalam kondisi demikian seseorang akan merasa terpacu adrenalinnya.

Ketika orang tersebut terpacu adrenalinnya, biasanya dia akan mengerjakan tugas dan pekerjaanya dengan lebih cekatan dan cermat.

Akan tetapi, memiliki kebiasaan mengerjakan sesuatu begitu mepet dengan deadline, akan memberikan hal-hal yang tidak begitu baik bagi.

Salah satu yang paling nyata adalah membuat malas. Pasalnya, orang tersebut akan menjadi seseorang penunda.

Tidak hanya itu, hasil pekerjaannya pun kerap kali tidak optimal. Dan ketika pekerjaan tersebut terjadi kesalahan atau revisi maka dia telah kehabisan waktu.

Berikut ini konten-konten menarik dan populer di Kompasiana seputar kebiasaan seseorang yang mengerjakan sesuatu mendekati deadline:

1. Tiga Penyebab Seseorang Menjadi "Deadliner" Garis Keras

Menurut Kompasianer Rijo Tobing Ada dua tipe manusia jika berkaitan dengan deadline.

Pertama, berhenti bekerja jauh sebelum deadline. Mereka ini merasa lebih tenang kalau dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan sebelum tenggat waktu yang diberikan.

Kedua, berhenti bekerja mepet sampai akhirnya deadline. Orang-orang ini disebut sebagai deadliner.

"Mereka merasa belum tenang kalau belum mengerahkan semua daya dan upaya pada saat-saat terakhir menjelang akhir tenggat waktu. Saya termasuk di dalamnya," tulisnya.

Lalu, apa penyebab seseorang menjadi "deadliner"? (Baca selengkapnya)

2. Sering "Deadline"? Ini Akibat Fatalnya

Kompasianer Bayu Akbar Pratama berpendapat, deadline akan menjadi sangat berbahaya jika kita hampir mendekati atau bahkan sudah berada dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Menurut dia, jika seseorang yang mempunyai kebiasan mengerjakan sesuatu mepet deadline punya dampak buruk. Salah satunya hasil pekerjaan tidak optimal.

"Ketika kita telah memasuki zona deadline ini, maka deadline seakan-akan menghantui kita. Mulai dari rasa cemas, takut, gelisah, terburu-buru, yang membuat tugas yang dikerjakan menjadi kacau," tulis dia. (Baca selengkapnya)

3. Mengapa Kita Baru Termotivasi Menjelang Garis Akhir?

Seberapa sering kamu merasa malas ketika pekerjaan masih jauh dari batas waktu namun semangat menggebu-gebu malah muncul ketika sudah mendekati deadline.

Kalau pernah merasakan seperti kondisi demikian, artinya kamu tengah berada dalam kondisi Goal Gradient.

Kompasianer Andesna Nanda mengatakan, efek psikologis ini mampu membuat kita melakukan usaha lebih yang belum pernah kita lakukan, ketika garis finish sudah semakin dekat.

Lalu apakah kita tidak bisa termotivasi lebih awal? (Baca selengkapnya) (IBS)

https://money.kompas.com/read/2021/05/21/215651526/kurasi-kompasiana-tiga-penyebab-seseorang-menjadi-deadliner-garis-keras

Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke