Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER MONEY] Penjelasan Pencipta Ethereum soal Bubble Aset Kripto | ATM Link dan Mimpi Rini Soemarno

Nilai kapitalisasi pasar mata uang kripto merosot tajam dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data coinmarketcap.com, kapitalisasi pasar mata uang kripto anjlok 36,96 persen dari 1,35 triliun dollar AS ke 861 miliar dollar AS hanya dalam waktu sepekan.

Hal tersebut cukup mengejutkan bagi para pelaku pasar dan investor aset kripto.

Dilansir dari Entrepreneur, pendiri Ethereum Vitalik Buterin mengaku tak kaget dengan merosotnya harga-harga aset kripto. Bahkan, ia sudah memperkirakan bubble aset kripto atau gelembung aset kripto tersebut pecah dalam waktu dekat.

"Aset kripto saat ini sedang dalam bubble, namun sulit memperkirakan dia akan pecah," ujar Buterin dikutip Entreprenur dai CNN seperti dilansir Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

Baca selengkapnya di sini

2. ATM Link, Mimpi Rini Soemarno Gratiskan Transaksi Antar-Bank BUMN

ATM Link tengah jadi perbincangan publik Tanah Air. Empat bank BUMN yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN sepakat mengenakan tarif pada penggunaan anjungan tunai tersebut per 1 Juni 2021.

Padahal sebelumnya, penggunaan ATM Link atau ATM Himbara yang berciri khas warna merah itu gratis untuk pengguna kartu debit semua bank BUMN.

Lebih lanjut, biaya untuk transaksi cek saldo semula tidak dipungut biaya. Dengan kebijakan baru ini, nantinya cek saldo akan dikenakan biaya Rp 2.500 per transaksi.

Keempat bank pelat merah tersebut mematok biaya yang sama untuk transaksi tarik tunai yakni sebesar Rp 5.000 di mesin ATM Himbara yang berbeda dan ATM Link, dari semula Rp 0 atau gratis.

Selengkapnya baca di sini

3. Lengkap, Ini Cara Menghindari Jadi Korban Skimming ATM

Skimming ATM merupakan salah satu modus kejahatan yang paling sering menimpa nasabah perbankan.

Modus kejahatan ini baru saja menimpa seorang nasabah Bank Mandiri yang mengaku dana yang ia miliki di rekening sebesar Rp 128 juta hilang.

Skimming adalah sebuah metode untuk membaca data magnetik yang terdapat pada kartu debit atau kartu kredit secara ilegal dengan cara memodifikasi hardware atau software alat pembayaran atau menggunakan alat pembaca kartu (skimmer).

Seperti apa modus skiming tersebut? Simak di sini

4. Mengenal Lebih Jauh Beberapa Aset Kripto dari Indonesia

Semakin populernya dan berkembangnya industri aset kripto di Indonesia pada akhirnya turut membuat beberapa perusahaan cryptocurrency mencari peluang.

Salah satunya adalah dengan menerbitkan aset kripto. Jadi tak mengherankan jika saat ini sudah ada beberapa aset kripto yang berasal dari dalam negeri.

Salah satunya adalah Toko Token (TKO) yang diterbitkan oleh Tokocrypto, salah satu exchange yang sudah diakui resmi oleh Bappebti.

TKO diluncurkan pada akhir Maret silam dan menjadi proyek kripto lokal Indonesia pertama yang menyediakan model token hybrid, yakni utilitas CeFi dan DeFi.

Simak selengkapnya di sini

5. Jika Terealisasi, Tax Amnesty Jilid II Dinilai Bikin Blunder Penerimaan Negara

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, rencana pemerintah menerapkan pengampuan pajak atau tax amnesty jilid II untuk menaikkan penerimaan negara, malah akan berdampak negatif pada ekonomi nasional.

Ia mengatakan, kepercayaan pembayar pajak bisa turun karena tax amnesty sudah pernah dilakukan pada 2016-2017 lalu. Terlebih, pemerintah sudah berjanji tax amnesty hanya akan diberikan satu kali.

Setelah periode tax amnesty selesai langkah selanjutnya adalah penegakan aturan perpajakan, bukan memberikan pengampunan lagi.

Munculnya wacana tax amnesty jilid ke II dinilai akan menggangu psikologi pembayar pajak yang malah bakal pilih untuk menunggu tax amnesty jilid berikutnya.

Selengkapnya baca di sini

https://money.kompas.com/read/2021/05/24/060700226/populer-money-penjelasan-pencipta-ethereum-soal-bubble-aset-kripto-atm-link

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke