Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips "Survive" Bersaing dengan Kompetitor

Co-founder & Creative Director PVRA Kara Nugroho mengaku merasa bersyukur, dengan adanya pesaing yang meniru produknya. Hal ini justru membuat dia keluar dari zona nyaman untuk bisa menjaga produknya.

"Kalau enggak ada pesaing kita akan stuck di zona nyaman kita. Karena tren ini diikuti dan banyak yang membuat, kita dipaksa berfikir untuk mengeluarkan inovasi. Hayu, mau buat apalagi yah, kita disuruh untuk berinovasi dan berkreasi sebisa mungkin," ujarnya dalam ShoppePay Talks edisi 9 yang disiarkan secara virtual, Jumat (18/6/2021).

Dia pun membagikan beberapa tips agar bisa bertahan dalam persaingan dengan kompetitor.

Pertama, harus tetap relevan dengan tren yang ada. Sebab tren selalu berubah-ubah dan tidak bisa ditebak.

Oleh sebab itu, pengusaha tidak bisa menerima tren mentah-mentah. Namun, pengusaha harus bisa mengadaptasikan tren tersebut dengan jenis usahanya.

"Harus ada benang merahnya dalam suatu brand. Supaya kita tetap ada ciri khasnya, jangan ditelan mentah-mentah," ungkapnya.

Kedua, harus mendengarkan pendapat orang lain. Dia mengatakan sebagai brand owner, kita tidak hanya harus terbuka dengan tim, tetapi juga terhadap masukan dari konsumen.

"Kenapa? Karena mereka target kita, ketika mereka ada masukan, itu otomatis menunjukkan apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Kita kasih jawaban atas kebutuhan mereka," ucapnya.

Masukan itu tak selamanya tentang produk, tetapi juga bisa dari sisi transaksi pembayaran. Apalagi zaman sekarang, mayoritas, pembayaran sudah dilakukan secara cashless.

"Pasti customer ada yang request kan karena transaksi sudah dari cashless, nah itu kita dengarkan. Kita bekerja sama dengan ShoppePay untuk memberikan layanan pembayaran secara cashless ke customer," ungkap Kara.

https://money.kompas.com/read/2021/06/19/091300826/tips-survive-bersaing-dengan-kompetitor

Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke