Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[KURASI KOMPASIANA] Apa yang Membuat Anak-anak Tumbuh Dewasa Lebih Cepat daripada Usianya?

KOMPASIANA---Setiap anak seharusnya tumbuh sesuai dengan masanya. Namun, terkadang beberapa kondisi mengharuskan anak untuk tumbuh dan bersikap dewasa sebelum waktunya.

Padahal, jika kondisi tersebut terus dibiarkan akan berdampak pada perkembangan psikis anak saat sudah dewasa.

Selain itu, anak yang tumbuh dewasa sebelum waktunya akan mengalami gejala parentifikasi atau proses pembalikan peran yang mana anak bertindak sebagai orangtua bagi orangtua atau saudara mereka sendiri.

Lalu, bagaimana cara yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anak-anak tidak tumbuh dewasa sebelum waktunya?

Beriktu 3 konten menarik dan populer kanal gaya hidup di Kompasiana:

1. Apa yang Membuat Anak-Anak Saat Ini Tumbuh Dewasa Lebih Cepat daripada Usianya?

Apakah Anda pernah menyadari bahwa anak zaman sekarang tumbuh dewasa lebih cepat dari usia mereka sebenarnya?

Hal yang paling terlihat dari anak-anak yang tumbuh cepat dari usianya adalah penampilan mereka. Mengapa demikian?

Hidup di tengah perkembangan teknologi dapat memicu seorang anak untuk berpenampilan layaknya idola seperti yang mereka lihat di media sosial.

Bahkan pengaruh film yang dapat diakses melaui streaming juga dapat mempengaruhi bagaimana nantinya anak tumbuh.

Berbeda dengan zaman dulu saat layanan streaming belum ada, orangtua justru punya andil besat trehadap tayang televisi atau video yang anak-anak tonton.

Pada intinya, banyak faktor yang menyebabkan anak dapat tumbuh lebih dewasa lebih cepat dari usianya, selain karena faktor pesatnya pertumbuhan teknologi, pola pengasuhan yang longgar pun dapat ikut mempengaruhiny. (Baca selengkapnya)

2. Apa Salahnya Anak Dewasa Sebelum Waktunya?

Ketika mendengar kata, "Anak dewasa sebelum waktunya" apa yang ada di pikiran Ada?

Umumnya pasti mayoritas akan menjawab hal tersebut bukanlah hal baik yang seharusnya terjadi.

Namun, Kompasianer Puja Nor Fajariyah memiliki pandangan tersendiri mengenai anak yang tumbuh dewasa sebelum waktunya.

Terkadang kita terlalu terkungkung pada paradigma bahwa anak yang dewasa sebelum waktunya hanya seputar dengan orientasi biologis saja.

Padahal, makna dari dewasa sebelum waktunya apabila dipandang dari sisi lain justru berkonotasi hal yang jauh lebih positif dari perkiraan sebagaimana kita biasa memikirkannya.

Lantas, mengapa banyak dari kita yang jarang berpikiran jauh ke arah sana? Berikut ragam penyebabnya yang dapat dibaca di sini.

3. Jangan Biarkan Anak-anak Menjadi Dewasa Sebelum Waktunya

Saat ini banyak ditemukan anak-anak yang bertingkah pola layaknya orang dewasa, baik dari cara berpakaiannya, lagu-lagu yang dinyanyikan, hingga gaya bertutur kata.

Modernisasi dari maraknya arus informasi yang berkembang di dunia maya menjadi salah satu hal yang menyebakan anak menjadi lebih bertambah wawasannya.

Apalagi jika anak tidak mampu memilah dan memilih informasi mana yang baik dan buruk, tentu ini akan membahayakan anak.

Selain itu, tuntutan dari orangtua yang memaksa anak masuk dalam panggung industri hiburan juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial anak, sehingga hal ini juga yang dapat menyebabkan anak dewasa sebelum waktunya.

Lalu, bagaimana sebaiknya yang dilakukan oleh orangtua agar anak tidak tumbuh dewasa sebelum waktunya? (Baca selengkpanya) | (FIN)

https://money.kompas.com/read/2021/06/20/030300526/-kurasi-kompasiana-apa-yang-membuat-anak-anak-tumbuh-dewasa-lebih-cepat

Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke