Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dollar AS Perkasa, Harga Emas Jatuh ke Level Terendah 7 Minggu

Logam mulia ini jatuh ke level terendah dalam tujuh minggu tertekan oleh penguatan dollar AS dan ekspektasi bawa Federal Reserve AS dapat segera mulai mengurangi langkah-langkah dukungan ekonominya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun 14,6 dollar AS atau 0,84 persen ditutup pada 1.722,90 dollar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Selasa (28/9/2021), emas berjangka juga melemah 0,83 persen menjadi 1.737,50 dolar AS.

Penguatan dollar AS membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"(Jika) pasar saham menjadi tidak stabil lagi, emas dapat melihat permintaan safe-haven yang lebih baik memasuki bulan Oktober yang penuh gejolak secara historis," kata kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Dollar AS, safe haven alternatif, menguat ke level tertinggi satu tahun terhadap mata uang saingannya, meskipun kebuntuan di Washington atas plafon utang AS mengancam akan menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan.

"Jika pemerintah mulai ditutup, itu bisa mengangkat emas dan perak karena daya tarik safe-haven mereka," sebut Wyckoff.

Sementara Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 98,2 sen atau 4,37 persen, menjadi 21,485 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 14,9 dollar AS atau 1,55 persen ditutup pada 947 dollar AS per ounce.

Dollar AS perkasa

Dollar AS melonjak ke level tertinggi satu tahun terhadap mata uang utama dunia lainnya.

Indeks dollar - yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya - naik untuk hari keempat berturut-turut, menjadi 94,435, tertinggi sejak akhir September tahun lalu. Indeks terakhir naik 0,7 persen pada 94,404.

Penguatan greenback ini didorong meningkatnya ekspektasi pengurangan pembelian aset atau tapering Federal Reserve AS akan dimulai November dan kenaikan suku bunga mungkin pada akhir 2022.

Kenaikan dollar AS ini di tengah kebuntuan di Washington atas plafon utang AS yang mengancam akan menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan.

Mata uang cadangan terbesar di dunia, yang dilihat sebagai tempat aman pada saat pasar tertekan, telah menguat dalam beberapa hari terakhir karena investor malah fokus pada kekhawatiran perlambatan global, kenaikan harga energi dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi.

Pedagang juga khawatir bahwa The Fed akan mulai menarik dukungan kebijakan saat pertumbuhan global melambat.

"Fed telah mengisyaratkan percepatan memulai normalisasi kebijakan moneter," Kit Juckes, ahli strategi makro di Societe Generale, menulis dalam catatan penelitian terbarunya.

“Ketika AS lolos dari tingkat suku bunga kisaran nol, meninggalkan zona euro dan Jepang, kelebihan tabungan global akan ditarik ke arah dollar, yang dapat mengungguli sebagian besar mata uang lainnya di tahun mendatang, dan mungkin memulai pergerakannya lebih awal dari yang kami perkirakan," tambah Juckes.

Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York, memperkirakan kenaikan lebih lanjut 2,0 persen hingga 3,0 persen dalam indeks dollar.

https://money.kompas.com/read/2021/09/30/070700126/dollar-as-perkasa-harga-emas-jatuh-ke-level-terendah-7-minggu

Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke