Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengawali Pekan, IHSG dan Rupiah Langsung Melaju

Melansir data RTI, pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada level 6.272,39 atau naik 43,54 poin (0,7 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.228,84.

Sebanyak 254 saham melaju di zona hijau dan 134 saham di zona merah. Sedangkan 205 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,7 triliun dengan volume 3,63 miliar saham.

Pagi ini bursa saham asia mayoritas merah dengan penurunan Nikkei 1,12 persen, dan Hang Seng Hong Kong 2,29 persen. Sementara itu, Strait Times menguat 1,15 persen.

Sementara itu, Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu ditutup positif dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,43 persen, indeks S&P 500 sebesar 1,15 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 0,82 persen.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpeluang menguat. Hal ini merujuk pada kondisi IHSG yang berada dalam fase uptrend, setelah mampu bertahan di atas level 6.172.

“Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.172 – 6.300. Pull back setelah penguatan signifikan namun masih mampu bertahan di atas 6.172 adalah indikasi bagus, karena tetap menjelaskan bahwa kondisi IHSG adalah uptrend,” kata William dalam rekomendasinya.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melanjutkan penguatan.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.300 per dollar AS, atau naik 8 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.308 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah menguat pagi ini, sentimen negatif di pasar akan mendorong rupiah melemah pada siang hari, seperti kebijakan tapering yang mungkin akan diberlakukan di bulan November atau Desember.

Selain itu juga, pasar masih khawatir terkait kenaikan harga energi yang menekan pertumbuhan manufaktur China pada bulan terakhir dan juga menganggu perekonomian di sejumlah negara Eropa. Ini bisa menjadi sentimen negatif untuk aset berisiko.

“Sentimen tapering ditambah dengan sentimen kenaikan harga energi dan kasus Covid-19 global yang masih tinggi, bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global. Kondisi ini bisa menjadi penekan rupiah hari ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.330 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS, dan support pada kisaran Rp 14.290 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/10/04/093039326/mengawali-pekan-ihsg-dan-rupiah-langsung-melaju

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke