Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dana Darurat Penting di Tengah Pandemi Covid-19, Bagaimana dengan Investasi?

“Fakta menunjukkan dana darurat yang dibentuk sejak jauh-jauh hari dan dilakukan secara konsisten, telah menjadi penyelamat keuangan banyak keluarga selama pandemi,” kata Prita dalam siaran pers, Minggu (31/10/2021).

Dana darurat adalah dana yang disimpan dan dialokasikan secara rutin untuk mengantisipasi situasi terburuk, semisal menjadi korban pemutusan hubungan kera (PHK), bencana alam atau anjloknya pertumbuhan ekonomi secara masif yang berdampak pada penurunan pendapatan.

Menurut Prita, pembentukan dana darurat adalah sebesar 10 persen hingga 15 persen dari penghasilan yang disisihkan secara rutin. Ada juga yang menghitung besaran ideal dana darurat sebesar 10 kali gaji bulanan.

Prita bilang, jika dana darurat sudah terpenuhi dan ada dana lebih, menabung dan berinvestasi bisa dilakukan agar rencana masa depan bisa tercapai dengan mudah.

"Memastikan kebutuhan dasar terpenuhi dengan penghasilan yang ada, kemudian juga mengalokasikan untuk tabungan, investasi dan proteksi," kata Prita.

Selain kesadaran menyiapkan dana darurat, pandemi juga menumbuhkan minat tinggi generasi milenial terhadap investasi, baik investasi saham, reksadana, emas bahkan bitcoin.

Fenomena ini menjamur karena generasi milenial memiliki kelebihan likuiditas akibat berkurangnya aktivitas plesiran, belanja dan hang out. Survei McKenzie tahun 2020 lalu memperlihatkan, kebiasaan baru yang muncul akibat pandemi akan terus bertahan, sekalipun krisis telah berlalu. Termasuk budaya baru masyarakat indonesia dalam berinvestasi.

Fakta menunjukkan jumlah investor ritel bertambah signifikan selama pandemi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan di masa pandemi Covid-19, jumlah investor pasar modal di tanah air terus bertumbuh.

Sampai dengan Juli 2021, investor pasar modal sudah mencapai 5,82 juta. Jumlah itu meningkat 93 persen secara tahunan yang didominasi oleh investor ritel milenial, atau yang berusia kurang dari 30 tahun.

Jika mengacu ke riset McKenzie, maka investor generasi corona ini akan tetap setia berinvestasi di pasar modal meskipun kehidupan sudah berangsur normal.

Menurut ekonom CELIOS Bhima Yudhistira, tingginya kesadaran berinvestasi dipicu oleh semakin mudahnya akses masyarakat terhadap produk keuangan. Berkat digitalisasi, investasi semakin mudah dijangkau, berbiaya murah dan simple.

“Digitalisasi meningkatkan literasi dan membawa pemahaman masyarakat kita ke level lebih tinggi. Masyarakat semakin sadar, manajemen keuangan semakin penting untuk menuju ketahanan dan kemandirian finansial,” kata Bhima.

Bhima yakin, investasi menggunakan kanal digital akan semakin semarak apabila institusi perbankan mampu mengintegrasikan dirinya dengan ekosistem pasar modal. Integrasi ini bukan hanya menciptakan kemudahan, juga kedisiplinan dalam pengelolaan uang.

“Ini akan menjadi tantangan buat perbankan dalam memudahkan nasabahnya melakukan manajemen keuangan. Bank menjadi penting karena disinilah masyarakat menyimpan dananya. Jika rekening bank bisa terintegrasi dengan produk dan layanan investasi, hasilnya akan baik,” kata Bhima.

https://money.kompas.com/read/2021/10/31/155610626/dana-darurat-penting-di-tengah-pandemi-covid-19-bagaimana-dengan-investasi

Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke