Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Bergerak di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.587,54 atau naik 35,41 poin (0,54 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.552,13.

Sebanyak 287 saham melaju di zona hijau dan 110 saham di zona merah. Sedangkan 180 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,13 triliun dengan volume 1,6 miliar saham.

Bursa Asia hijau dengan kenaikan Nikkei 0,8 persen, Hang Seng Hong Kong 0,72 persen, dan Shanghai Komposit 0,38 persen.

Wall Street pagi ini ditutup hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,29 persen, indeks S&P 500 menguat 0,65 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq naik 1,04 persen.

Sebelumnya, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpeluang bergerak menguat setelah berhasil mempertahankan posisi demand zone dan akan kembali menguji resistance di level 6.600.

“IHSG berhasil mempertahankan demand zone dan kembali menguji resistance 6.600. Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.506 – 6.600,” jelas William dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.314 per dollar AS, atau atau melemah 1 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.313 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena rencana the Fed untuk melakukan tapering di November sebesar 15 miliar dollar AS. Di sisi lain, tapering merupakan langkah awal kenaikan suku bunga acuan AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melanjutkan pelemahannya hari ini. Keputusan tapering mendorong naiknya yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah kembali ke area 1,6 persen. Dollar AS juga berpotensi menguat terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston kepada kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.330 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.280 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/11/04/092708226/ihsg-bergerak-di-zona-hijau-rupiah-melemah

Terkini Lainnya

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke