Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini yang Dilakukan Berdikari Selamatkan Peternak Ayam Mandiri Ketika Harga Telur Anjlok

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Perekonomian RI meminta PT Berdikari (Persero) melakukan Aksi Solidaritas Bersama untuk Peternak Rakyat agar menyelamatkan peternak ayam mandiri dalam kondisi harga telur yang anjlok secara terus menerus.

Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan, pihaknya dari 16 Oktober 2021 kemarin, telah melaksanakan pembelian hingga 25,72 ton telur dalam aksi tersebut, di mana penyalurannya diberikan kepada berbagai pihak yang membutuhkan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.

Terbaru, pihaknya juga telah menyalurkan telur melalui program TJSL Berdikari sebanyak 700 kilogram yang bersinergi dengan NU Care - Lazisnu NU Jakarta Selatan dan RMI NU, menjadikan serapan telur yang dilaksanakan oleh Berdikari mencapai 63,46 ton pada 2021 ini.

Selain penyerapan melalui Berdikari, berbagai pihak juga telah melakukan penyerapan langsung dari peternak layer.

Seperti Kementerian Pertanian RI yang terus melakukan berbagai upaya untuk mengurangi efek fluktuasi harga pada peternak seperti penyerapan satu juta butir telur, serta sektor swasta yang mendukung upaya pemerintah tersebut dengan menyerap produksi telur secara bertahap dari wilayah operasionalnya.

Hasil dari upaya berbagai pihak tersebut dapat terlihat dari harga telur di tingkat peternak di Blitar.

Berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR), harganya Rp 14.500 per kilogram pada 16 Oktober 2021 naik menjadi Rp 22.500 per kilogram pada 10 November 2021 meski terakhir menjadi Rp 19.800 per kilogram pada 17 November 2021.

Harga pada daerah lainpun juga mengalami tren serupa, sehingga Aksi Solidaritas Bersama Untuk Peternak Rakyat tersebut dapat dikatakan berdampak positif pada harga telur tingkat peternak yang tadinya anjlok, kembali ke kisaran harga sesuai HAP Kemendag RI.

“Kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang turut mendukung langkah strategis dari pemerintah dalam mengupayakan kembalinya harga jual peternak ayam layer ke tingkat sesuai Harga Acuan Pembelian (HAP). Kami harap akan ada lebih banyak lagi instansi negara dan sesama BUMN hingga sektor swasta yang turut berkontribusi aktif menyerap telur dalam jangka pendek ini,” ungkap Harry dalam siaran persnya, Senin (22/11/2021).

Harry menuturkan, situasi saat ini yang menimpa peternak layer mandiri sejatinya memiliki kompleksitas tinggi. Mulai dari pakan yang menjulang harganya, hingga penyerapan telur dan karkas ayam dari industri Hotel Restoran Café (Horeca) yang menurun.

Bahkan harga Day Old Chic (DOC) Final Stock juga terpengaruh yang menurut HAP pada kisaran Rp12.000 per DOC FS menjadi Rp 2.000 per DOC FS.

Oleh sebab itu, Berdikari mengimbau setiap pihak untuk menghindari telur afkir terjual di pasaran demi menjaga stabilitas harga.

Selain itu, Berdikari juga mendatangkan gandum sebagai komponen formula pakan ternak alternatif untuk mendukung upaya stabilisasi harga pakan ternak yang dijalankan oleh Kementan RI.

Pemerintah juga telah mengupayakan penyediaan pasokan dan penyaluran jagung bersubsidi tepat sasaran pada peternak.

Kemudian, untuk stabilitas harga pangan, Berdikari akan mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi hingga aktif bersinergi dengan BUMN Klaster Pangan dengan PT RNI (Persero) sebagai koordinator dan juga merangkul integrator swasta hingga asosiasi peternak serta koperasi.

Dengan terbangunnya ekosistem pangan nasional yang kuat, program korporasi peternak yang memodernisasi peternak rakyat, serta cara bertindak yang sarat teknologi, diharapkan peternak rakyat dapat bersaing dengan keberadaan korporasi integrator besar.

https://money.kompas.com/read/2021/11/22/175224426/ini-yang-dilakukan-berdikari-selamatkan-peternak-ayam-mandiri-ketika-harga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke