Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Emas Dunia Naik, Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas naik pada perdagangan Kamis (16/12) pagi. Pada pukul 07.20 WIB, harga emas untuk pengiriman Februari 2022 di Commodity Exchange ada di harga 1.780,10 Dollar AS per ons troi, atau naik 0,88 persen dari sehari sebelumnya yang ada di 1.764,50 Dollar AS per ons troi.

Kenaikan harga emas ini menghapus kerugian karena dolar tergelincir, setelah investor menilai sejauh mana nada hawkish Federal Reserve dalam pertemuan Rabu (15/12/2021) kemarin.

Mengutip Bloomberg, pembuat kebijakan Federal Reserve dalam sebuah pernyataan di akhir pertemuan dua hari mereka, memutuskan untuk mengakhiri program pembelian aset mereka lebih awal dan menandakan laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

Harga emas, yang tergelincir dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran atas berkurangnya dukungan moneter dari bank sentral kembali mendapat pijakan setelah aksi jual awal pada sinyal Fed.

"Pasar emas pulih dari penurunan awal, karena Fed tampaknya hanya sedikit lebih hawkish dari harga pasar," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global TD Securities seperti dikutip Bloomberg.

Dalam proyeksi yang diterbitkan bersamaan dengan pernyataan The Fed menunjukkan, para pejabat memperkirakan kenaikan suku bunga tiga perempat poin pada tahun depan.

"Tampaknya pasar emas percaya bahwa inflasi akan meningkat, tetapi terkendali, yang seharusnya memungkinkan bank sentral AS untuk mempertahankan akomodasi," kata Melek.

"Suku bunga riil akan bergerak lebih tinggi, tetapi sangat negatif di kurva jangka pendek. Ini akan menjadi lingkungan yang layak untuk emas," katanya. (Herlina KD)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga emas naik pada Kamis (16/12) pagi, investor menangkap nada hawkish The Fed

https://money.kompas.com/read/2021/12/16/084500726/harga-emas-dunia-naik-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke