Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Pelaku UMKM, Harga Bahan Pokok Naik Omzet Pun Turun

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini harga komoditas pangan merangkak naik, mulai dari harga tahu tempe hingga harga daging sapi.

Hal ini pun tentu membuat pelaku UMKM mengeluh lantaran harus merogoh kocek lebih dalam untuk belanja kebutuhan dagangannya.

Hal inilah yang dirasakan Thaliyah pedagang usaha makanan angkringan pecantol.

Thaliyah mengaku, kenaikan harga bahan pokok alias bapok ini berdampak cukup besar untuk usahanya. Sebab di usaha angkringannya, Thaliyah menjual makanan angkringan seperti tahu tempe goreng, sate-satean hingga pecantol yang isi dalamnya memasukan daging sapi sebagai ciri khasnya.

Khususnya untuk tahu tempe, Thaliyah mengaku kenaikannya beberapa minggu lalu sempat mengagetkan dia lantaran kenaikannya cukup besar.

"Kemarin itu tahu tempe sempat naik Rp 2.000-Rp 3.000 per papan padahal biasanya Rp 5.000. Itu kaget banget dong kan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/3/2022).

Pun dengan kenaikan daging sapi. Thaliyah menceritakan, biasanya dia membeli daging sapi hanya sekitar Rp 110.000 per kilogram. Namun terakhir dia berbelanja belum seminggu yang lalu, harganya meroket Rp 150.000 per kilogram.

Dia mengaku sempat bingung antara memilih mengurangi porsi makananan atau memilih menaikan harga menu jualan angkringan pecantolnya.

"Kalau ngurangi porsi makanan, takut ngecewain customer. Tapi kalau dinaikan harga menunya, berat di pelanggan. Mau enggak mau sih saya tetap mempertahankan porsi makanan yang biasanya dengan keuntungan yang sangat amat kecil," kata Thaliyah.

Hal ini pun, kata Thaliya, membuat omzet bulanannya menurun. "Yah sekitar 30-40 persen omzet bulanan terakhir saya turun dibandingkan yang biasanya," kata Thaliyah.

Tak hanya Thaliyah, Maitini Afrida salah satu pedagang rendang di pasar Tambun, Bekasi juga serupa.

Maitini mengaku, mau tak mau karena naiknya harga daging sapi, harga menu rendangnya juga harus ia naikkan lantaran takut merugi.

Dia mengatakan, karena harga daging sapi sudah tembus Rp 140.000 per kilogram, maka harga rendang yang ia jual ke konsumen dibanderol Rp 250.000 per kilogram.

"Saya jual (rendang) untuk per kilonya jadi Rp 250.000. Jadi saya naikin harga, mau gamau," beber Maitini.

Martini juga mengeluhkan aksi mogok yang dilakukan para penjual daging sapi. Karena pedagang sapi langganannya tutup, alhasil, ia tidak berjualan rendang sementara waktu.

"Iya saya cari daging sapi, enggak ada. Langganan saya tutup. Mogok begini, saya jadi bingung karena usaha saya itu kan jualan rendang, saya butuh daging yang banyak. Saya jadinya nggak bisa antar rendang ke pesanan saya," ungkap Maitini Afrida.

Ia berharap, aksi mogok ini tidak berkepanjangan dan pemerintah bisa segera memberikan solusi dari tindakan pedagang daging sapi ini. Sehingga pembeli terlebih para pelaku usaha makanan bisa tetap mejalankan kegiatan usahanya tanpa terhalang.

"Saya harap pemerintah bisa kasih solusi, penuhi permintaan pedagang daging sapi. Karena dampaknya seperti saya. Saya ini baru aja merintis usaha. Pelan-pelan udah banyak pelanggan, dagingnya nggak ada, saya jadinya gimana dagangnya," ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2022/03/03/090300426/cerita-pelaku-umkm-harga-bahan-pokok-naik-omzet-pun-turun

Terkini Lainnya

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Spend Smart
3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke