Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta IPO GoTo yang Paling Banyak Diperbincangkan, Apa Saja?

Lalu, seberapa menarikkah IPO GoTo untuk dikoleksi?

Rencana IPO GoTo mendorong daya jelajah investor menerobos lebih dalam dan menguliti isi prospektus, tidak hanya berhenti dari sisi valuasi IPO dan neraca laba rugi saja.

Namun juga data arus kas (cashflow), catatan utang piutang, daftar nama pemegang saham eksisting, hingga perubahan akta perusahaan.

Nah, sebelum mulai membeli saham GoTo, ada beberapa fakta–fakta menarik yang ramai diperbincangkan, hal ini juga bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum membeli saham GoTo, antara lain:

1. Ikut fixed allotment, atau general pooling? Pilih Satu!

Ketika Anda hendak memesan atau membeli saham GoTo, pembahasan terkait jalur mana yang sekiranya paling sesuai adalah hal yang utama. Apakah ikut pemesanan via alokasi pasti (fixed allotment) atau pesan saham lewat penjatahan umum/terpusat (general pooling)?

GoTo memberikan jalur khusus bagi para pelanggan loyalnya, yakni pedagang (merchant) dan pengguna aplikasi (konsumen). Untuk konsumen, jumlah alokasi tergantung pada tingkat loyalitas yang tercermin dari poin yang dikumpulkan dan status loyalty program.

Semakin tinggi statusnya, maka akan semakin besar peluang mendapatkan alokasi sahamnya. Di Gojek, pelanggan dengan status Anak Sultan mendapatkan jatah terbesar, sedangkan di Tokopedia alokasi terbanyak diberikan kepada para pemilik status Diamond.

Lalu, bagaimana dengan peringkat di bawahnya, seperti Anak Juragan di Gojek atau Platinum di Tokopedia? Mereka juga dapat alokasi, namun dengan proporsi lebih kecil. Sebagian dari kelompok ini menganggap “alokasi pasti” terlampau kecil jumlahnya.

Sehingga, mencoba mengikuti general pooling agar dapat memesan saham dalam jumlah lebih besar. Jadi, memesan saham IPO bisa dilakukan dengan dua metode, yakni melalui jalur khusus dengan alokasi pasti dan jalur umum tanpa kepastian alokasi.

2. GoTo Perpanjang Masa Bookbuilding

Awalnya, masa bookbuilding atau hari terakhir bagi calon investor untuk mengajukan pesanan GoTo berakhir pada Senin (21/3/2022). Tetapi, pihak GoTo memberikan pernyataan baru untuk memperpanjang masa bookbuilding hingga Kamis (24/3/2022).

Dengan demikian, maka masih ada kesempatan untuk membeli saham IPO perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia ini. Tetapi investor harus ingat, perpanjangan masa bookbuilding diprioritaskan bagi calon investor yang memesan saham melalui Program Gotong Royong.

Kebijakan perpanjangan masa bookbuilding ini, karena tingginya antusias pelanggan loyal GoTo yang membeli saham melalui fixed allotment (alokasi pasti) dari kelompok konsumen dan pedagang (merchant).

Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani menyebutkan, banyak calon investor Program Saham Gotong Royong yang baru merasakan pengalaman memesan saham IPO, lewat jalur khusus pula. Bahkan, banyak juga yang belum memiliki rekening dana investasi (RDN).

Maka dari itu, ada beberapa proses yang mesti dilalui dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menuntaskan pemesanan, dan pihaknya berinisiatif memperpanjang masa penawaran awal.

“Dalam empat hari pertama periode bookbuilding, kami melihat antusiasme tinggi dari para konsumen dan pedagang yang mendapatkan alokasi pasti melalui Program Saham Gotong Royong,” ujar Diani dalam siaran pers.

Diani mengatakan, minat tinggi para calon investor dalam enam hari pertama periode penawaran awal, khususnya yang mengambil bagian melalui Program Saham Gotong Royong, terlihat dari laman undangan berinvestasi yang telah dibaca hingga 11 juta kali di aplikasi Gojek, Tokopedia, dan GoBiz.


3. IPO GoTo, Exit Strategy bagi investor lama?

Dugaan soal IPO sebagai exit strategy atau strategi jalan keluar oleh investor lama juga menyeruak yang dipicu oleh trauma investor terhadap saham PT Bukalapak Tbk (BUKA). Harga saham BUKA terjun bebas dari harga IPO Rp 850 ke level di bawah Rp 300 per saham, karena aksi jual massif pemegang saham.

Nah apakah IPO GoTo juga akan menjadi pintu keluar pemegang saham eksisting? Berdasarkan prospektus GoTo, seluruh pemegang saham sebelum IPO akan dikunci atau lock up antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, bergantung pada klasifikasi saham yang dimilikinya.

Sehingga saham-saham sebelum IPO itu dilarang dan tidak bisa dijual atau dipindahtangankan. Untuk pemegang saham dengan kategori Saham Hak Suara Multipel (SHSM) dikunci selama 2 tahun. Hal ini sesuai Peraturan OJK nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS) pada Desember 2021 lalu.

Ini tentunya berbeda dengan BUKA, yang mana BUKA melantai sebelum beleid OJK tersebut terbit.

4. Nominal saham Rp 1

Dalam IPO ini, GoTo menawarkan sebanyak banyaknya 52 miliar saham dengan perkiraan dana hasil IPO senilai maksimal Rp 17,9 triliun. Adapun nominal saham Rp 1 bisa dibilang paling menarik perhatian. Namun, ini dengan narasi, investor eksisting langsung cuan berkali kali lipat karena harga saham IPO ditawarkan di kisaran Rp 316 - Rp 346.

Nominal saham Rp 1 memang tidak lazim. Biasanya Rp 100, Rp 50, Rp 20, Rp 10 dan seterusnya. Di kemudian hari nominal saham Rp 100 dan seterusnya itu bisa dipecah menjadi lebih kecil lagi lewat mekanisme stock split (pemecahan nilai nominal).

GoTo menetapkan nominal saham Rp 1 karena besarnya skala perusahaan dan banyaknya pemegang saham eksisting. Di sisi lain, GoTo adalah gabungan antara Gojek dan Tokopedia.

Masing-masing entitas perusahaan ini telah menjaring banyak pendanaan sejak berdiri. Ketika keduanya bersinergi menjadi GoTo, maka jumlah investor dan lembar kepemilikan sahamnya ikut melonjak.

Agar harga saham IPO terjangkau oleh investor ritel dan melibatkan partisipasi publik lebih luas, GoTo pun memutuskan nominal saham dibuat di angka serendah mungkin. Hal yang perlu digaris bawahi, nominal saham Rp 1 tidak serta merta mencerminkan nilai buku perusahaan.

Untuk mendapatkan nilai perusahaan atau book value (BV), investor bisa menghitung dengan menjumlahkan total ekuitas GoTo dibagi jumlah saham beredar atau dicatatkan. Data prospektus menunjukkan total modal disetor, atau ekuitas, mencapai Rp 179 triliun.

Setelah dikurangi akumulasi rugi sejak perusahaan beroperasi senilai Rp 65 triliun, maka ekuitas tercatat Rp 130 triliun. Sementara itu, jumlah saham mencapai 1,19 triliun saham. Dengan kata lain, BV GoTo di angka Rp 190 atau mencerminkan rasio PBV 3x terhadap harga saham.

5. Tidak Pernah Untung, Lalu Kapan Profitnya?

Saat GoTo menggelar public expose, publik dihebohkan dengan petikan isi prospektus yang intinya menyebutkan, perusahaan tidak bisa menjamin akan profit dalam beberapa tahun ke depan. Kalimat tersebut merupakan bagian dari penjelasan terkait risiko yang dihadapi setiap calon emiten dan wajib disampaikan dalam prospektus.

Masalah kapan perusahaan akan untung juga tentunya tidak bisa dipastikan. Namun, publik bisa melihat tren perbaikan kinerja dari waktu ke waktu, baik bottom line (laba rugi), maupun top line (pendapatan, penjualan).

Rumusnya, kalau perusahaan berhasil meningkatkan nilai transaksi, memperluas pasar, mempertahankan dominasi market share, dan di saat yang sama memperbaiki struktur biaya, maka perusahaan berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas.

Sebagai catatan, nilai transaksi bruto (GTV) GoTo mencapai Rp 414 triliun selama 12 bulan terakhir. Tingkat pertumbuhan tahunan GTV kuartal III 2020 dan 2021 mencapai 62 persen. Jumlah transaksi setahun terakhir mencapai 55 juta konsumen. Jumlah pesanan yang diproses sebanyak 2 miliar pesanan melalui 2,5 juta mitra driver dan lebih dari 14 juta merchant.

Sementara itu, tingkat margin kerugian EBITDA yang disesuaikan membaik sebesar 157 poin persentase antara 2018 hingga 9 bulan pertama tahun 2021. Adapun tingkat margin kerugian sebelum pajak penghasilan membaik sebesar 149 poin persentase antara 2018 hingga 9 bulan pertama tahun 2021.

Jadi, saat ini memang GoTo masih mengalami rugi, namun kinerjanya terus menunjukkan ke arah perbaikan.


6. Skema Greenshoe

Salah satu pelajaran dari IPO BUKA di Indonesia, dan Grab di Bursa Nasdaq AS, adalah pergerakan harga sahamnya yang terus meluncur turun. Pergerakan harga saham BUKA pasca-IPO mengundang hujatan, dan disebut emiten tidak bertanggung jawab.

Belajar dari dua situasi tersebut, GoTo menempuh tiga strategi. Pertama, menawarkan harga IPO yang realistis, jauh dari sikap bombastis. PBV rasio GoTo ada di kisaran 3x, jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor sejenis.

Kedua, menerapkan strategi greenshoe atau skema saham tambahan. Ketiga, ikut skema MVS dengan masa lock up saham yang ditentukan regulator.

Aturan greenshoe diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No.XI.B.4 tentang Stabilisasi Harga Saham dalam Rangka Penawaran Umum Perdana (IPO). Aturan ini membatasi pembelian saham dalam rangka stabilisasi hanya bisa dilakukan maksimal 15 persen dari saham IPO dengan jangka waktu maksimal 30 hari.

Jadi, greenshoe tidak ada hubungannya dengan tingkat percaya diri. Greenshoe adalah serangkaian mitigasi yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga stabilitas harga pascaIPO.

Dengan skema ini, dana yang diperoleh GoTo dari penerbitan greenshoe ini akan diberikan kepada agen stabilisasi (PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia) untuk melakukan stabilisasi harga, dengan catatan apabila harga saham GOTO turun dalam 30 hari sejak saham pertama dicatatkan pada BEI.

7. Beli 1 Dapat 3

Publik juga memberi label IPO GoTo ini dengan beli 1 dapat 3, yang berarti dengan mengeluarkan uang maksimal hanya Rp 346 per saham, atau minimal Rp 316, maka investor sudah mendapatkan Gojek, Tokopedia, GoTo Financial (membawahi Gopay) dan seluruh ekosistem perusahaan.

Dan patut digarisbawahi, Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial merupakan pemain utama pada setiap segmen bisnis. Apalagi, GoTo adalah startup kategori decacorn yang memiliki lini bisnis terlengkap di Indonesia dan memilliki ekosistem yang saling terintegrasi.

“Hanya di GoTo kita bisa menikmati beli 1 dapat 3,” ujar Komisaris GoTo sekaligus founder Tokopedia William Tanuwijaya, dalam public expose, Selasa pekan lalu (15/3/2022).

Integrasi GoTo juga mencerminkan kekuatan perusahaan ini ke depan. GoTo akan menikmati efek jaringan (network effect) dalam bentuk perluasan pangsa pasar sekaligus efisiensi biaya berkat peningkatan skala bisnis.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2022/03/22/160000626/7-fakta-ipo-goto-yang-paling-banyak-diperbincangkan-apa-saja-

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke