Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Kelangkaan, BPH Migas Nilai Hal Ini yang Jadi Penyebab Kendaraan Antre Panjang Buat Solar

JAKARTA KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai antrean panjang kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di berbagai daerah bukanlah karena kelangkaan. Lantaran stok solar subsidi secara nasional berada di atas level 20 hari.

Menurut Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Patuan Alfons Simanjuntak, antrean disebabkan pengendalian distribusi oleh PT Pertamina (Persero) agar kuota solar yang ditetapkan di 2022 cukup hingga akhir tahun. Adapun pemerintah menetapkan kuota solar subsidi di tahun ini sebesar 15,1 juta kiloliter (KL).

"Kelangkaan tidak ada, harus dibedakan kelangkaan dengan antrean. Stok solar cukup," ujarnya kepada Kompas.com, dikutip Selasa (29/3/2022).

Saat ini penyaluran solar subsidi bahkan sudah melampaui kuota bulanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan data Pertamina, per Februari 2022 penyaluran sudah melebihi kuota 10 persen yaitu mencapai 2,49 juta KL dari yang seharusnya 2,27 juta KL.

Oleh sebab itu, Patuan menekankan, pengendalian distribusi memang diperlukan untuk menjaga kuota subsidi solar cukup sampai akhir tahun.

"Saat ini rata-rata distribusi harian solar sudah melebihi dari kuota yang sudah ditetapkan. Kalau ini dibiarkan maka tidak sampai Desember 2022 kuota nasional akan habis, untuk itu PT Pertamina Patra Niaga melakukan pengendalian distribusi," kata dia.

Di sisi lain, Patuan mengakui, bahwa memang ada penurunan kuota yang ditetapkan tahun ini dari tahun sebelumnya. Pada 2021 kuota solar subsidi ditetapkan sekitar 15,8 juta KL, menurun sekitar 14 persen di 2022 dengan ditetapkan sebanyak 15,1 juta KL.

Menurutnya, penyusunan kuota terkait kebutuhan solar bersubsidi telah mempertimbangkan kondisi perekonomian dan tren dari realiasi konsumsi selama empat tahun terakhir.

"Dibanding tahun lalu kuota turun. Penyusunan kebutuhan solar bersubsidi ini didasarkan pada kondisi perekonomian nasional dan juga melihat tren daripada realisasi 4 tahun terkahir," ungkapnya.

Terpisah, Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI mengatakan, permintaan terhadap solar subsidi memang mengalami peningkatan saat ini. Hal itu seiring terjadinya pemulihan pasca Covid-19 yang lebih cepat dari perkiraan sehingga menyebabkan perbaikan kegiatan ekonomi di tahun ini.

"Sejak kuartal IV-2021, di mana level PPKM sudah diturunkan menjadi level I, terjadi peningkatan konsumsi Jenis BBM tertentu atau JBT (BBM bersubsidi) dan tren konsumsinya terjadi sampai dengan saat ini. Artinya terus meningkat dan pada Maret ini permintaan masih tinggi," jelas Erika dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (29/3/2022).

Selain itu, peningkatan harga sejumlah komoditas baik perkebunan maupun pertambangan membuat aktivitas pengangkutan hasil produksi turut naik. Kondisi ini mendorong semakin tingginya konsumsi BBM.

Di sisi lain, disparitas harga antara solar subsidi dan non-subsidi semakin melebar yang berdasarkan perhitungan Pertamina mencapai Rp 7.800 per liter. Hal itu mendorong adanya pergeseran konsumen untuk mengkonsumsi solar subsidi ketimbang solar non-subdisi.

"Melebarnya diparitas harga tersebur menyebabkan pergeseran konsumen yang tadinya konsumsi solar non-subsidi ke solar subsidi. Selain itu, adanya potensi penyalahgunaan JBT. Jadi di beberapa tempat memang kami menemukan adanya penimbunan dan pengoplosan atas JBT solar ini, " paparnya.

https://money.kompas.com/read/2022/03/29/162000526/bukan-kelangkaan-bph-migas-nilai-hal-ini-yang-jadi-penyebab-kendaraan-antre

Terkini Lainnya

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Smentara Akubat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Cek Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Whats New
Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi 'Online' Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi "Online" Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultramikro Capai Rp 617,9 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke