Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Kurangnya Pasokan BBM Subsidi di Sejumlah SPBU, Pengamat: Jadi Pelajaran

Hal itu disampaikan Zainul Arifin, Peneliti ReforMiner Institute. Ia menilai terhambatnya pasokan BBM subsidi ke SPBU lebih karena stok yang belum datang.

Stok belum datang dinilai wajar dan biasa. Apalagi kekurangan stok hanya di beberapa titik SPBU saja. Namun karena momentumnya bersamaan dengan kenaikan harga Pertamax, kemudian bergulir sedemikian rupa di media sosial dan menjadi ramai.

"Karena zaman medsos, yang apa-apa viral, hal tersebut jadi masalah,” ujar Zainul melalui keterangannya, Rabu (6/4/2022). 

“Secara teori, pada saat panik perilaku konsumen cenderung tidak terduga. Ini yang semestinya diantisipasi oleh produsen agar kejadian serupa tidak terulang,” lanjutnya.

Dia mengingatkan, bahwa sebagian besar SPBU adalah milik swasta, yang dalam wilayah tertentu domain manajemen ada pada mereka.

"Apalagi untuk BBM tertentu dan BBM penugasan ada penjatahan atau kuota. Antisipasi perlu dilakukan untuk menurunkan dan menghitungkan berapa anggaran subsidi atau kompensasi yang diperlukan," lanjutnya. 

Jugi Prajogio, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) periode 2007-2001 dan 2017-2021 menambahkan, setiap SPBU pasti sudah paham cara untuk mengantisipasi kekurangan pasokan. 

“Untuk menaikkan kuota Pertalite juga menjadi ‘susah’ pada kondisi saat ini karena akan menjadi beban Pertamina dan Pemerintah,” ujarnya.

Saat menjabat Komite BPH Migas, Jugi mengaku ada penjatahan untuk BBM subsidi. Oleh sebab itu, tidak ada cara lain agar subsidi BBM itu tepat sasaran.

“Makanya kuota BBM subsidi ditetapkan per provinsi atau kabupaten atau kota, termasuk per masing-masing SPBU,” ujarnya. 


Peralihan pengguna Pertamax ke Pertalite

Naiknya harga Pertamax membuat sebagian penggunanya beralih ke BBM Pertalite yang lebih murah. Saat ini, Pertamina sudah mengatasi kekurangan pasokan tersebut, terutama Pertalite dan Solar.

PJS Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Irto P Gintings mengatakan, pasokan BBM subsidi ke SPBU sudah lancar. Stok Solar dan Pertalite dalam posisi aman.

“Pertamina juga terus memonitor secara real time dan memasok SPBU yang stoknya sudah mulai menipis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Irto melalui keterangannya di Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Sejak Jumat (1/4/2022) pekan lalu, Pertamina juga menyiagakan terminal (BBM) hingga 24 jam untuk mengisi SPBU yang kekurangan pasokan.

“Saat ini kami terus memenuhi kebutuhan SPBU dan memonitor seluruh rantai distiribusi sebagai antisipasi menyeimbangkan antara konsumsi dan distribusi ke SPBU,” katanya.

Menurut Irto, pada Jumat dan Sabtu (2/4/2022) pekan lalu, Pertalite sempat ada peningkatan permintaan, mengingat mobilisasi masyarakat juga tinggi. Sementara hari Minggu konsumsi sudah melandai.

“Potensi peralihan dari Pertamax ke Pertalite mungkin ada, namun belum bisa kita lihat dalam 2-3 hari pasca-penyesuaian harga. Ini masih sementara saja nanti akan kita lihat dalam 1-2 minggu trennya,” kata dia.

Terkait solar, Irto mengatakan bahwa penyaluran Solar subsidi sesuai regulasi Perpres No 191 Tahun 2014. Artinya, volume Solar subsidi mengikuti alokasi yang diberikan Pemerintah.

Saat ini Pertamina sudah menyalurkan 11 persen kelebihan kuota untuk menormalisasi antrean.

“Saat ini kami terus berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memastikan alokasi kuota. Dan dalam rangka satgas RAFI, kami saat ini terus menyalurkan Solar subsidi bagi SPBU terutama di jalur-jalur logistik dan jalur utama,” ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2022/04/06/155527426/soal-kurangnya-pasokan-bbm-subsidi-di-sejumlah-spbu-pengamat-jadi-pelajaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke