Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Emas Dunia Bergerak Dua Arah, Dipicu Pengetatan Moneter AS yang Agresif

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia bergerak dua arah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Pergerakan emas dipengaruhi kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Namun, proyeksi perlambatan ekonomi global imbas perang Rusia-Ukraina telah membatasi penurunan lebih lanjut pada emas.

Mengutip CNBC, Kamis (21/4/2022), harga emas berjangka Comex New York Exchange turun tipis 0,07 persen ke level 1.957 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas di pasar spot naik tipis 0,3 persen, membaik dari level terendah dalam dua minggu terakhir.

“Kita melihat imbal hasil yang lebih tinggi, kita masih melihat retorika yang lebih hawkish dari The Fed. Itu mengurangi antusiasme terhadap emas sehingga memicu aksi jual korektif," ujar Craig Erlam, Analis Pasar Senior di Oanda.

Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas dunia sempat anjlok 1,8 persen karena komentar kebijakan moneter yang hawkish dari pejabat Bank Sentral AS, termasuk Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard.

Rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) guna mengendalikan inflasi yang melonjak, sempat membuat dollar AS menguat dan imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai ke level tertinggi multi-tahun.

Emas batangan memang menjadi aset lindung nilai yang aman selama masa krisis politik dan ekonomi, termasuk terhadap inflasi, namun kenaikan suku bunga dan penguatan dollar AS tidak menguntungkan bagi emas.

Lantaran kenaikan suku bunga membuat imbal hasil obligasi naik, tapi sekaligus meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Sementara penguatan dollar AS membuat harga emas menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.

Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6 persen dari sebelumnya di 4,4 persen pada Januari 2022. IMF juga memperingatkan potensi inflasi yang lebih tinggi.

Alasannya, perekonomian global terimbas perang Rusia-Ukraina dan laju kenaikan inflasi kini menjadi bahaya yang nyata bagi banyak negara. Kekhawatiran inflasi ini membatasi penurunan emas yang merupakan aset aman (safe haven).

https://money.kompas.com/read/2022/04/21/093000026/harga-emas-dunia-bergerak-dua-arah-dipicu-pengetatan-moneter-as-yang-agresif-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke