Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Minyak Mentah Kian Merosot, Kini 110 Dollar AS Per Barrel

Powell menyatakan resesi mungkin saja akan terjadi. Investor juga menilai kenaikan suku bunga dapat berdampak menghambat pemulihan ekonomi, sehingga mengurangi permintaan bahan bakar.

Mengutip CNBC, Jumat (24/6/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,69 dollar AS atau 1,5 persen menjadi ke level 110,05 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,92 dollar AS atau 1,8 persen ke 104,27 dollar AS per barrel.

Powell mengatakan fokus The Fed untuk mengendalikan inflasi adalah 'tidak bersyarat' dan mendorong pasar tenaga kerja tetap kuat, komentar yang memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut. Adapun The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, yang merupakan kenaikan terbesar sejak 1994.

Saat ini, investor sudah mulai memangkas aset-aset berisikonya karena mereka menilai kemungkinan upaya bank sentral menjinakkan inflasi dengan suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.

"Jika AS, dan seluruh dunia mengalami resesi, ini dapat memengaruhi permintaan (minyak mentah) secara signifikan," kata Konsultan Minyak Houston, Andrew Lipow.

Selain itu, Menurut Direktur Energi Berjangka Mizuho di New York, Robert Yawger, harga bensin yang tinggi dapat mulai memperlambat permintaan. Saat ini harga bensin di AS pun sudah mencapai sekitar 5 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,7 liter).

Sejumlah perusahaan penyulingan minyak AS dan Menteri Energi AS Jennifer Granholm pun menggelar pertemuan darurat mengenai masalah tersebut, meski hasilnya tanpa solusi konkret untuk menurunkan harga, menurut narasumber. Namun, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama.

"Perkiraan terbaru oleh American Petroleum Institute, menurut sumber pasar, menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS naik minggu lalu, yang juga membebani harga," kata Yawger.

Data estimasi mingguan persediaan minyak AS dijadwalkan rilis pada Kamis, tetapi karena ada masalah teknis maka Badan Informasi Energi AS menunda perilisan data itu hingga pekan depan, tanpa memberikan timeline yang spesifik.

OPEC dan negara-negara produsen sekutunya, termasuk Rusia, kemungkinan akan tetap pada rencana untuk mengakselerasi peningkatan produksi pada Agustus dengan harapan mengurangi harga minyak mentah dan inflasi, ketika Presiden AS Joe Biden berencana mengunjungi Arab Saudi, kata sumber.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ itu, pada pertemuan terakhirnya 2 Juni sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barrel per hari pada Juli, atau 7 persen dari permintaan global, dan dengan jumlah yang sama pada Agustus, naik dari rencana awal untuk menambah 432.000 barrel per hari per bulan, selama tiga bulan hingga September.

https://money.kompas.com/read/2022/06/24/085000026/harga-minyak-mentah-kian-merosot-kini-110-dollar-as-per-barrel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke