Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pudarnya Kejayaan Teh Sri Lanka

KOMPAS.com - Teh asal Sri Lanka mencatatkan kejayaan selama beberapa dekade terakhir. Namun, kejayaan tersebut kini perlahan pudar seiring krisis yang menerpa anak Benua India itu.

Sri Lanka sendiri merupakan negara pengekspor teh hitam utama di dunia bersama India dan Indonesia. Bahkan di Indonesia, teh Sri Lanka juga cukup mendominasi.

Sebut saja produk teh dengan merek dagang Dilmah. Teh premium ini sagat mudah ditemui di hotel-hotel dan restoran kelas atas.

Selain krisis, merosotnya pamor Sri Lanka terjadi karena penurunan produksi teh. Hal ini membuat penerimaan devisa ikut berkurang drastis.

Dikutip dari BBC, Sabtu (23/7/2022), teh adalah komoditas paling banyak menyumbang ekspor untuk Sri Lanka. Dalam setahunnya, teh hitam berkontribusi sebesar 1 miliar dollar AS per tahun.

Tetapi industri teh Sri Lanka sedang terpukul keras akibat krisis ekonomi parah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Belum lagi, sebagian besar teh Sri Lanka ditanam oleh petani kecil. Salah satunya Rohan Tilak Gurusinghe, yang memiliki dua hektar tanah di dekat desa Kadugunnawa.

Para petani teh sebagaimana Gurusinghe, masih belum pulih dari dampak kebijakan pemerintah yang secara tiba-tiba melarang pupuk kimia tahun lalu. Hal ini membuat produksi teh anjlok drastis.

Derita petani teh makin parah akibat kelangkaan BBM dan pemadaman listrik pasca-krisis ekonomi.

"Saya kehilangan uang. Dan sekarang tanpa pupuk atau bahan bakar, saya bahkan tidak bisa memikirkan masa depan bisnis saya," ujar Gurusinghe.

Setelah larangan pupuk kimia itu, harga pupuk telah melonjak dan pasokannya masih sulit didapat. Sementara pemerintah sekarang tidak mampu untuk mengimpor pasokan bensin dan solar yang memadai.

Bagi petani seperti Gurusinghe, mereka sangat bergantung pada truk yang mengangkut daun teh dari ladangnya ke pabrik untuk diproses.

Tanpa BBM, artinya ada penundaan pengiriman yang dapat menyebabkan daun teh mengering dan kualitasnya menurun dan tidak berharga lagi.

"Para pemimpin kami tidak peduli untuk menyediakan kebutuhan dasar bagi kami," katanya.

"Merekalah yang membuat kita berhutang, dengan mencuri dolar dan membelanjakannya sesuka mereka. Saat ini, Sri Lanka seperti kapal yang terdampar di laut," ungkapnya lagi.

Selain para petani, banyak pemilik pabrik pengolahan teh yang frustasi. Ekspor teh merupakan sumber dollar yang besar bagi Sri Lanka dan industri ini mempekerjakan sekitar dua juta orang.

"Tanpa bahan bakar, kami merasa sangat, sangat sulit. Jika ini terus berlanjut, kami mungkin harus menutup semua pabrik," kata Meezan Mohideen yang mengepalai perkebunan dan pabrik besar di Ancoombra.

"Biasanya, sekitar 20 truk yang beroperasi. Sekarang kami menjalankan hanya delapan truk. Dan dengan pemadaman listrik, ada pabrik yang tutup sehingga tidak bekerja tiga sampai empat hari dalam seminggu," tuturnya.

Pabrik Mohideen telah secara drastis mengurangi jumlah hari operasinya. Keadaan baru normal apabila ia berhasil mendapatkan bahan bakar melalui importir swasta.

Pabrik-pabrik lain yang lebih kecil berjuang lebih keras lagi. Tapi yang paling miskin adalah yang paling menderita dalam krisis ini.

Pemetik teh, bekerja di ladang, memetik daun teh umumnya dibayar sedikit lebih tinggi dari upah minimum. Tapi harga pangan di Sri Lanka telah melonjak.

Inflasi di bulan Juni, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, telah melonjak lebih dari 50 persen.

https://money.kompas.com/read/2022/07/23/090420726/pudarnya-kejayaan-teh-sri-lanka

Terkini Lainnya

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke