Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Masuk Jurang Resesi, The Fed Tak Peduli

Berdasarkan laporan Biro Riset Ekonomi AS (NBER), pertumbuhan ekonomi AS tercatat minus 0,9 persen pada kuartal II-2022. Laju ekonomi itu melanjutkan kontraksi pada kuartal I-2022 yang tercatat minus 1,6 persen.

Meski demikian masuknya AS ke dalam resesi menjadi perdebatan. Para pejabat negara tersebut membantah bahwa AS masuk ke dalam resesi. Menteri Keuangan AS Jannet Yellen bersikeras ekonomi AS berada dalam keadaan transisi, bukan resesi.

Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pun tak begitu peduli AS mengalami resesi ekonomi di tengah kebijakan suku bunga acuan yang agresif.

Dalam wawancara dengan CBS, Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan dirinya tidak begitu peduli dengan resesi. Menurutnya, The Fed masih fokus untuk mengatasi inflasi yang masih terus melonjak di negara itu.

“Apakah kita secara teknis dalam resesi atau tidak, tidak mengubah analisis saya. Saya fokus pada data inflasi. Saya fokus pada data upah. Dan sejauh ini, inflasi terus mengejutkan naik ke atas. Upah terus naik,” ungkapnya seperti dikutip dari CNBC, Senin (1/8/2022).

Pada Juni 2022, inflasi AS melonjak ke rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir, naik 9,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kendati demikian, pada saat yang sama, pasar tenaga kerja AS tetap kuat tercermin dari tingkat pengangguran nasional yang rendah yakni 3,6 persen.

“Biasanya, resesi menunjukkan kehilangan pekerjaan yang tinggi, pengangguran yang tinggi, itu mengerikan bagi keluarga Amerika. Dan kami tidak melihat hal seperti itu," kata Kashkari.

Lebih lanjut, ia mengatakan yang menjadi permasalahan adalah bahkan di pasar kerja yang kuat, inflasi melampaui pertumbuhan upah sehingga membuat banyak orang Amerika merasakan pemotongan upah fungsional karena biaya hidup meningkat secara nasional.

"Memecahkan masalah itu dengan mengurangi inflasi adalah tujuan utama Federal Reserve saat ini," ungkap dia.

"Apakah kita secara teknis dalam resesi atau tidak, tidak mengubah fakta bahwa Federal Reserve memiliki pekerjaan sendiri yang harus dilakukan, dan kami berkomitmen untuk melakukannya," tambah Kashkari.

Laporan Biro Riset Ekonomi AS yang menyebutkan produk domestik bruto AS menyusut untuk dua kuartal berturut-turut, memang seringkali merupakan tanda peringatan yang menyertai resesi ekonomi.

Namun bagi Kashkari, itu mungkin sebenarnya hal yang baik, karena perlambatan ekonomi dapat membantu mengurangi inflasi ke titik di mana tidak lagi melampaui pertumbuhan upah.

“Kami pasti ingin melihat beberapa perlambatan (pertumbuhan ekonomi]). Kami tidak ingin melihat ekonomi terlalu panas. Kami akan senang jika dapat bertransisi ke ekonomi yang berkelanjutan tanpa membawa ekonomi ke dalam resesi," ungkap dia.

Upaya menekan lonjakan inflasi menimbulkan tantangan yang signifikan bagi The Fed. Kashkari mengakui bahwa perlambatan ekonomi cenderung sangat sulit dikendalikan terutama jika bank sentral yang mendorong perlambatan.

Namun, ia menekankan bahwa The Fed akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi AS. Ia bilang, kondisi AS saat ini masih jauh dari target mencapai laju perekonomian dengan inflasi di kisaran 2 persen.

“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari resesi, tetapi kami berkomitmen untuk menurunkan inflasi, dan kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan,” pungkasnya.

Adapun The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali di tahun ini, dengan total kenaikan 2,25 persen. The Fed juga kemungkinan besar masih akan terus menaikkan suku bunga sampai akhir tahun.

https://money.kompas.com/read/2022/08/01/113000626/as-masuk-jurang-resesi-the-fed-tak-peduli

Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke