Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diisukan Naik Jadi Rp 10.000, Berapa Harga Asli Pertalite Tanpa Subsidi?

Saat ini harga BBM subsidi Pertalite dibanderol Rp 7.650 per liter dan diisukan akan naik menjadi Rp 10.000 per liter.

Lantas, berapa harga keekonomian atau harga asli dari Pertalite jika tidak disubsidi? Juga harga asli Solar serta BBM nonsubsidi Pertamax? 

Harga asli Pertalite

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pernah mengatakan harga asli Pertalite sebesar Rp 17.200 per liter. Artinya, pemerintah mensubsidi Pertalite sebesar Rp 9.550 per liter.

Kemudian untuk harga BBM subsidi lainnya yakni Solar CN-48 atau Biosolar (B20), per Juli 2022 Pertamina masih menjual dengan harga Rp 5.150 per liter di mana harga seharusnya Rp 18.150 per liter.

Tak hanya BBM subsidi, Pertamina juga menahan harga BBM nonsubsidi Pertamax di level Rp 12.500 per liter. Padahal untuk bensin dengan nomor oktan atau RON 92, kompetitor sudah menetapkan harga sekitar Rp 17.000 per liter, sebab secara keekonomian harga pasar telah mencapai Rp 17.950.

"Kita masih menahan (Pertamax) dengan harga Rp 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi, dan tentu akan menambah beban negara," ujar Nicke dalam keterangannya, dikutip Sabtu (9/7/2022).

Tingkat konsumsi Pertalite tinggi

Padahal tingkat konsumsi nasional untuk Pertalite sangat besar. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikutip dari migas.esdm.go.id, konsumsi Pertalite nasional di 2021 sebesar 23 juta kiloliter (KL) atau hampir 80 persen dari konsumsi BBM nasional.

"Tahun 2020 konsumsi Pertalite turun karena pandemi Covid-19. Namun, tahun 2021 konsumsinya meningkat lagi hingga 23 juta KL. Sedangkan tahun ini diproyeksikan pada kisaran 23 juta KL," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).

Hal inilah yang membuat anggaran subsidi BBM di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 bengkak menjadi Rp 502,4 triliun.


APBN sudah keberatan tanggung subsidi BBM

"Harga Pertalite, Pertamax, Solar, elpiji, listrik itu bukan harga yang sebenarnya, bukan harga keekonomian. Itu harga yang disubsidi oleh pemerintah yang besarnya, hitung-hitungan kita tahun ini subsidinya Rp 502 triliun. Angkanya gede sekali," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).

Besarnya alokasi subsidi BBM ini, kata dia, tidak bisa terus menerus ditanggung oleh APBN yang terbatas. Oleh karenanya, Presiden Jokowi meminta Kementerian Keuangan akan terus menghitung porsi subsidi BBM dengan APBN 2022.

"(Subsidi BBM) untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi. Tapi apakah terus menerus APBN akan kuat? Ya nanti akan dihitung oleh Menteri Keuangan," ucapnya.

(Penulis Rully R. Ramli, Isna Rifka Sri Rahayu | Editor Aprillia Ika, Erlangga Djumena)

https://money.kompas.com/read/2022/08/21/120000226/diisukan-naik-jadi-rp-10000-berapa-harga-asli-pertalite-tanpa-subsidi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke