JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berharap target Indonesia sebagai kiblat fesyen Muslim dunia pada 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo bisa tercapai.
Namun di sisi lain ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh pemain industri fesyen muslim dalam mengelola industri fesyen saat ini.
Salah satu perancang tata busana alias designer Ivan Gunawan mengatakan, salah satu kesulitan yang kerap kali ia rasakan selama berkecimpung di industri fesyen adalah sulitnya mencari bahan baku.
Hal ini, kata dia, didorong lantaran semakin banyaknya pemain baru di industri fesyen.
"Sebenarnya kesulitannya adalah dalam mencari bahan baku karena bisa dibilang pemainnya semakin banyak, bahan bakunya," ujarnya dalam acara Indonesia Muslim Fashion From Local Wisdom for Global Inspiration di Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Lebih lanjut Ivan Gunawan mengatakan, saat ini banyak sekali fesyen hijab yang dibuat melalui teknik print. Menurut dia hal ini terjadi untuk membedakan identitas masing-masing designer.
Ivan juga menilai bahan baku yang sifatnya unik, masih jarang ditemukan di Indonesia.
Kemudian, berbicara motif seperti Wastra, batik dan songket, Ivan mengatakan, hanya bisa dibeli oleh masyarakat menengah ke atas.
"Batik saja selembar sudah Rp 3,5 juta, songket selembar Rp 6-7 juta, yang bisa membeli hanya kalangan menengah ke atas. Sedangkan kalangan yang sebenanrya pingin di raih komunitas muslim yang berasal dari semua kalangan A-Z," jelas Ivan.
"Jadi kalau kita cuannya mau banyak yah harus bermain di middle, menengah. Karena kita mengedukasi di middle bisa berpenampilan modis dan behijab," sambung Ivan.
Ivan mengaku semua designer pasti memiliki mimpi untuk Go Internasional. Hanya saja menurut dia, pemerintah belum terlalu mendorong untuk mewujudkan hal tersebut.
"Misalnya saja kalau kita show ke luar negeri, biasanya show di kedutaannya saja enggak mau keluar duit juga. Kita harus cari sponsor. Saya malas show ke luar negeri karena yang nonton Indonesia lagi. Jadi, kalau bisa bangun jaringan komunikasi marketing yang baik dengan luar negeri karena dengan ke luar negeri koleksinya, namanya kita di luar negri diterima," jelas Ivan.
Hal senada juga dikatakan salah satu pemain industri fesyen muslim bermerk Khanan.
Creative Director Khanaan, Khanaan Shamlan, mengatakan, salah satu kesulitan yang sering ia rasakan adalah kesulitan menemukan bahan baku.
Apalagi, dirinya biasanya sangat membutuhkan bahan kain sutera untuk bisnisnya.
Oleh sebab itu dia berharap agar pemerintah mau mendorong atau setidaknya mau menyediakan opsi bahan baku.
"Alangkah baiknya ketersediaan bahan dan opsi bahan banyak. Jadi pilihan banyak," kata dia.
Sementara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku siap menampung keluhan dari pemain industri fesyen muslim.
Dia juga mengundang para pemain industri fesyen muslim untuk membicarakan hal ini lebih lanjut.
"Nanti kita akan tampung dulu, nanti akan kita bahas bareng-bareng. Intinya kita dari Kemendag mendorong dan mengajak agar industri fesyen muslim kita bisa menglobal," pungkasnya.
https://money.kompas.com/read/2022/08/23/181500126/curhat-ke-mendag-zulhas-ivan-gunawan-mengaku-kesulitan-mencari-bahan-baku