Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beredar Isu Pertalite Lebih Boros, Pertamina Disarankan Lakukan Investigasi

Masyarakat mempertanyakan adanya penurunan kualitas pada produk BBM Pertalite yang dijual oleh Pertamina saat ini yang menjadi lebih mudah habis dibandingkan produk BBM Pertalite sebelum kenaikan harga.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, seharusnya Pertamina lebih aktif menawarkan diri terhadap siapapun termasuk Lembaga Konsumen Indonesia yang dianggap mewakili kepentingan publik untuk melakukan investigasi.

"Meskipun itu seharusnya merupakan kewajiban yang dilakukan oleh Ditjen Migas KESDM dan BPH Migas untuk memastikan spesifikasi teknis BBM produk Pertamina yang dikonsumsi rakyat itu memang sesuai," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/9/2022).

Dia menjelaskan, investigasi perlu dilakukan Pertamina lantaran ada banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas BBM.

Sebab, pada prinsipnya sifat bensin mudah menguap di saat udara panas atau jika tercampur dengan sisa kotoran pada tanki BBM.

"Sehingga perpindahan BBM dari kilang ke Depo BBM kemudian ke SPBU atau dari kapal ke Depo BBM berpotensi bisa terjadi, misalnya di tanki Depo BBM hasil blending Pertalite Ron 90 bisa terjadi ketika di SPBU sudah menjadi Ron 89," jelasnya.

Demikan juga yang terjadi dengan isu yang beredari si media sosial bahwa pemakaian BBM Pertalite lebih boros dibandingkan produk BBM milik PT Vivo Energy Indonesia Revvo89. Padahal Revvo89 ini memiliki nilai oktan lebih rendah dari Pertalite, yaitu RON 89.

Yusri bilang, VIVO sebagai penjual retail BBM Revvo 89, merupakan milik Vitol Ltd yang merupakan pedagang besar minyak mentah dan BBM serta elpiji yang dipasok ke Pertamina juga.

"Mereka tidak ada memperdagangkan BBM di bawah RON 92, sehingga bisa jadi Revvo RON 89 yang dijual SPBU VIVO itu bisa jadi nilainya di atas RON 90," ucapnya.


Oktan makin tinggi, BBM makin irit

Karena pada prinsipnya, kata Yusri, semakin tinggi oktan BBM seharusnya lebih irit pemakaiannya karena pembakarannya lebih baik dari oktan rendah.

"Mengingat pembuktian kualitas BBM itu harus dilakukan dari pengujian di laboratorium, yaitu dengan menguji kandungan oktan apakah di RON 89 atau RON 90 atau RON 92 dengan menggunakan alat Cooperative Fuel Research (CFR), alat tersebut hanya ada di Lemigas, selain di Pertamina dan kilang TPPI di Tuban," kata dia.

Selain itu, uji kandungan PONA (Parafinic, Olifinic, Naftanic dan Aromatic) dalam setiap jenis BBM harus dilakukan untuk menghindari ambang batas dilampaui seperti yang sudah tertera dalam spesifikasi BBM setiap jenis produk Pertamina, yaitu kandungan Olefin, Aromatik dan Benzena serta Distilasi.

"Oleh sebab itu, publik sangat berharap Pertamina bisa kerja cepat menjawab keraguan soal kualitas BBM mereka, jangan sampai Pertamina digugat ke Pengadilan karena dianggap melanggar Undang Undang," tukasnya.

Bantahan Pertamina

Diberitakan sebelumnya, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan produk BBM Pertalite (RON 90) milik Pertamina yang beredar di pasaran telah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan regulator dan tidak mengalami perubahan spesifikasi.

Adapun standar dan mutu BBM Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.

"Yang jelas, spesifikasi BBM kami sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh regulator," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

https://money.kompas.com/read/2022/09/26/193000826/beredar-isu-pertalite-lebih-boros-pertamina-disarankan-lakukan-investigasi

Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke