Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yakin Produksi Beras Dalam Negeri Cukup, Mentan: Cek Saja Data BPS

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meyakini produksi beras dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, termasuk dalam memenuhi penugasan Bulog untuk mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Optimisme atas produksi beras nasional itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana tahun ini diprediksi masih mengalami surplus.

"Lihat data BPS dong, kan kita sudah sepakat kalau semuanya menggunakan satu data milik BPS. Bahkan tahun ini lah, di mana produksi beras kita terbesar, itu data BPS. Kalau enggak percaya data BPS, data siapa lagi?," kata Syahrul saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (28/11/2022).

Berdasarkan data luas panen dan produksi padi yang dirilis BPS pada Oktober 2022, total luas panen padi 2022 diperkirakan mencapai 10,61 juta hektar atau naik 1,87 persen dari 2021.

Adapun dari luas panen tersebut, diperkirakan total produksi padi mencapai 55,67 juta hektar, meningkat 2,31 persen dari 2021. Bila dikonversi, produksi beras diproyeksi mencapai 32,07 juta ton, meningkat 2,29 persen dari produksi tahun lalu.

Keyakinan Syahrul terkait produksi beras yang cukup juga didukung laporan dari para kepala daerah. Serta berdasarkan penampakan dari satelit tak banyak lahan yang mengalami gagal panen, hanya sekitar 0,22 persen lahan yang terkena bencana alam.

Syahrul mengatakan, berdasarkan data tersebut maka produksi beras yang dihasilkan petani lokal cukup dan sudah seharusnya diserap oleh Perum Bulog.

"Ini harus diserap dong, kalau nggak diserap nanti (beras) petani yang beli siapa?," imbuh dia.

Meski demikian, dirinya tak menampik bahwa ada kenaikan harga gabah dan beras di tingkat petani. Menurutnya, kenaikan itu disebabkan oleh biaya produksi yang terkerek imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tidak bisa dihindari.

Terkait rencana impor beras oleh Bulog sebesar 500.000 ton untuk memenuhi stok cadangan beras yang menipis, Syahrul enggan menanggapi langsung.

"Jangan tanya saya soal itu, itu kan kebijakan. (Tapi) kalau kamu sudah punya baju, apa harus beli baju lagi? Untuk apa? Kecuali kalau mau gaya yah," ungkap dia.

Berdasarkan data Bulog, saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 594.856 ton, terdiri dari 426.573 ton beras CBP dan 168.283 ton beras komersil. Jumlah beras CBP itu pun masih jauh dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 1,2 juta ton.

Maka dalam kesimpulan rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV pada Rabu (23/11/2022), Komisi IV DPR pun memberikan waktu kepada Kementan selama enam hari menyediakan stok beras lokal sebanyak 600.000 ton untuk dibeli oleh Bulog dan disimpan sebagai cadangan beras pemerintah.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, berdasarkan araha dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) bidang perekonomian pada 8 November 2022, Bulog diminta segera mengoptimalkan pengadaan beras untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, melalui pengadaan dalam negeri dengan berkoordinasi bersama Kementan.

Pada ratas itu pula ditetakan Bulog harus memenuhi cadangan beras sebanyak 1,2 juta ton. Ia bilang, pengadaan stok beras Bulog tersebut akan mengutamakan pemenuhan dari dalam negeri, namun untuk mengamankan ketersediaan apabila sudah sangat mendesak dan tidak ada pilihan lain, maka akan dipertimbangkan opsi pengadaan dari luar negeri alias impor.

"Kalau tidak ada stok dari dalam negeri, pengadaan dilakukan dari luar negeri. Intinya, bagaimana pun negara menjamin ketersediaan pangan bagi warganya, dan kita semua tegak lurus pada arahan Presiden untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Ketersediaan wajib, kalau urusan perut tidak boleh main-main,” ujarnya dalam RDP dengan Komisi VI DPR.

https://money.kompas.com/read/2022/11/28/205000226/yakin-produksi-beras-dalam-negeri-cukup-mentan--cek-saja-data-bps

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke