Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tips Hadapi Potensi Resesi untuk Milenial

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan mengatakan, kondisi Indonesia hingga awal tahun 2023 ini masih dalam posisi aman, tapi karena resesi bersifat global maka penting mempersiapkan diri tanpa harus khawatir berlebihan.

"Tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah mulai mengatur keuangan dengan bijak. Mulailah dari hal kecil agar kelak terbiasa pada hal-hal yang besar," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (3/1/2023).

Untuk itu, Antonius membagikan beberapa tips untuk dapat menghadapi potensi resesi ekonomi bagi milenial yang baru masuk dunia pekerjaan atau first jobber.

1. Perlu Punya Skala Prioritas

Skala prioritas maksudnya adalah membuat daftar kebutuhan dan pengeluaran agar arus kas lebih sehat. Caranya dengan membuat daftar kebutuhan dari yang penting harus didahulukan, penting tapi masih bisa ditunda, dan tidak penting serta bisa ditunda hingga tidak penting dan tidak harus dipenuhi.

“Dengan belanja berdasarkan skala prioritas, gaji atau pendapatan juga tidak akan cepat tergerus dan habis di pertengahan bulan. Malahan, saat akhir bulan, masih ada dana tersisa yang dapat dialihkan ke dana darurat, asuransi, atau investasi,” kata Antonius.

2. Jaga Penghasilan

Saat resesi biasanya fenomena terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) tinggi, sehingga penting untuk mempertahankan kekuatan finansial keluarga agar jika terjadi PHK.

Dengan begitu, anggota keluarga dapat tetap melanjutkan pendidikan dan terpenuhi kebutuhan pokoknya.

Mulailah mencari pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan. Contohnya, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, mengeksplor hobi atau bakat, memanfaatkan teknologi digital dengan berjualan online yang tidak mengganggu pekerjaan utama.

3. Belanja Barang Sesuai Kebutuhan

Sebaiknya kita bijak memilih barang yang harus dibeli. Jika bukan merupakan kebutuhan dan bisa ditunda. Sebaliknya, jika merupakan kebutuhan primer maka penuhi agar keluarga tidak kekurangan. Misalnya, jangan sampai anak menjadi kurang gizi karena hanya diberi makan mie instan atau makanan olahan karena harganya murah.

“Belanja harus tetap dilakukan masyarakat karena konsumsi masyarakat penting bagi perputaran roda perekonomian nasional agar dapat terus produktif,” sebut Antonius.

4. Perlu Punya Dana Darurat

Dana darurat menjadi instrumen penting dalam keuangan keluarga. Saat terjadi hal yang tidak diinginkan tapi kita harus mengeluarkan uang tunai maka dana darurat menjadi garda terdepan. Jika sebelumnya sudah terbiasa menyiapkan dana darurat maka kini dapat mencoba memperbesar jumlahnya.

Sebaliknya, jika saat ini menjadi kali pertama menyiapkan dana darurat maka dapat mencoba rumus minimal 3 kali dari pengeluaran bulanan jika masih lajang dan bagi yang sudah berkeluarga dapat menyiapkan 6 kali dari pengeluaran rutin setiap bulan.

5. Perlu Punya Asuransi Jiwa dan Kesehatan

Banyak yang berpikir asuransi masih dapat ditunda, cukup menjaga kesehatan dan mengandalkan BPJS. Kita lupa bahwa risiko sakit bisa datang terlebih karena beberapa hal, seperti terpapar polusi udara, bahan kimia, dan lain sebagainya.

Asuransi adalah cara bijak melindungi diri dan keluarga agar terhindar dari risiko kerugian secara finansial akibat hal yang tidak terduga tapi biayanya besar, seperti perawatan medis, kecelakaan, atau kematian.

"Asuransi jiwa dan asuransi kesehatan tidak harus berbiaya mahal," ujar dia.

Misalnya saja, asuransi kesehatan Sequis Super Easy Health, preminya terjangkau mulai dari Rp 135.000 per bulan dan memberikan pertanggungan pada segala risiko kesehatan tanpa spesifikasi penyakit tertentu dan manfaat kesehatannya dengan batas tahunan hingga Rp 1 miliar.

6. Berinvestasi

Jika sudah memiliki tabungan, mampu menyiapkan dana darurat, dan sudah mengasuransikan diri dan keluarga. Alangkah baiknya berinvestasi untuk mengembangkan aset yang ada saat ini. Sebab nilai aset saat ini belum tentu sama nilainya pada beberapa tahun mendatang karena inflasi akan selalu ada.

Pilihlah instrumen berisiko rendah dan cenderung aman pada kondisi saat ini, seperti reksadana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN).

"Mulailah bijaksana memanfaatkan pendapatan, mengatur ulang kebiasaan belanja, dan sisihkan pendapatan untuk dana darurat, asuransi, dan investasi,” tutup Antonius.

https://money.kompas.com/read/2023/01/03/173200426/6-tips-hadapi-potensi-resesi-untuk-milenial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke