Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hadapi Krisis Pangan Global, Mentan SYL Komitmen Tingkatkan Produksi Pangan

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan pihaknya akan terus memaksimalkan peningkatan produksi pangan di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai upaya mengatasi tantangan pangan yang dinilai semakin berat, terutama saat terjadi krisis dunia.

"Apapun yang terjadi besok, Indonesia tidak boleh bersoal karena masih tersedianya pangan buat rakyat. Kami tidak bisa main-main dengan kepentingan rakyat," kata SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/1/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan SYL saat membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

SYL mengungkapkan, Kementan akan tetap menjalankan berbagai program peningkatan produksi pangan yang selama ini telah berjalan dengan baik guna menghadapi potensi krisis pangan global.

Tak hanya menjalankan, kata SYL, Kementan akan terus memberikan perhatian serius untuk sejumlah program.

Program yang dimaksud, pertama, meningkatkan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi, seperti cabai dan bawang merah. Kemudian, mengurangi impor, seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi.

”Kedua, mengembangkan pangan substitusi impor, seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum, serta domba atau kambing dan itik untuk substitusi daging sapi,” ujar SYL.

Ketiga, lanjut dia, meningkatkan ekspor, seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

Pada kesempatan tersebut, SYL mengaku bersyukur atas berbagai capaian sektor pertanian pada tiga tahun terakhir.

“Sektor pertanian masih tetap konsisten tumbuh positif setelah melalui upaya keras dengan melakukan penyesuaian berbagai strategi, program, dan kegiatan di tengah pandemi Covid-19,” ucapnya.

SYL mencontohkan pertumbuhan positif sektor pertanian terjadi pada triwulan II-2020. Produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian diketahui tumbuh positif 16,24 persenquarter to quarter (qtoq) dan terus berlanjut pada 2022.

Selain itu, tutur SYL, nilai tukar petani (NTP) juga terus membaik. Bahkan, nominal NTP pada penutupan 2022 (Desember 2022) mencapai angka 109,0.

”Semoga peran penting sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi nasional semakin nyata dalam menghadapi krisis pangan dunia ke depan,” jelas SYL.

Pertanian topang berbagai lini kehidupan

Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggulan dalam menopang berbagai lini kehidupan.

Sektor pertanian, kata dia, juga diyakini mampu mengatasi inflasi akibat krisis dunia yang terus berganti, seperti pandemi Covid-19 hingga perang Rusia dan Ukraina.

"Seperti yang saudara tahu bahwa sektor pertanian ini merupakan salah satu sektor unggulan kita dan selama ini selalu surplus. Selama ini, bahkan kita mendapatkan penghargaan dari internasional,” jelas Ma’ruf.

Oleh karena itu, lanjut dia, Indonesia harus mempertahankan dan meningkatkan produk pertanian dengan berbagai upaya guna menghadapi tantangan, seperti krisis pangan global.

Tak lupa, Ma’ruf memberikan apresiasi terhadap capaian dan kinerja jajaran Kementan yang dinilai mampu menjaga kondisi pangan Indonesia saat krisis dunia melanda.

“Saya memberikan apresiasi buat teman-teman pertanian dan untuk jajaran Kementan yang selama ini telah menjaga dan mempertahankan pertanian Indonesia," katanya.

Selain itu, Ma’ruf juga mengapresiasi kolaborasi dan semangat kerja petani dalam meningkatkan produksi padi pada tiga tahun terakhir.

Ia menyebutkan, produksi padi Indonesia mulai dari 2019 hingga 2021 sukses mewujudkan swasembada beras dengan berhenti mengimpor dari luar negeri.

"Terima kasih karena pertanian dan pangan Indonesia dipandang tangguh dan berhasil mencapai swasembada beras selama 2019-2021 dan kita mendapatkan penghargaan dari international," imbuh Ma’ruf.

Ia meminta agar capaian tersebut tidak hanya dipertahankan tetapi juga ditingkatkan demi kemandirian pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan nyata bagi masyarakat dan para petani.

Sebelumnya, Ma’ruf menjelaskan bahwa produksi pangan Indonesia dari tahun ke tahun berada dalam kondisi cukup dan cenderung mengalami surplus.

Hal itu mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga negara yang diatur undang-undang (UU) dalam mengelola data.

“Hanya saja, produksi pertanian memang perlu ditingkatkan untuk menghadapi berbagai tantangan dan ancaman krisis dunia,” tutur Ma’ruf.

Ia mengungkapkan bahwa sebetulnya Indonesia masih dalam kondisi surplus pada 2022. Menurut Ma’ruf, hal ini tidak menjadi masalah.

Ia menilai bahwa kenaikan harga beras terjadi karena adanya pengaruh dari krisis pangan global.

“Hanya saja memang kalau istilah itu (produksi perlu ditingkatkan) untuk jaga-jaga saja kalau terjadi apa-apa. Dan data kita cuma satu, data BPS. UU menetapkan data negara itu data BPS," kata Ma’ruf.

https://money.kompas.com/read/2023/01/25/165816726/hadapi-krisis-pangan-global-mentan-syl-komitmen-tingkatkan-produksi-pangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke