Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjuangan Industri Hotel Bertahan Hidup, Jual Makanan Bento hingga Sulap Kamar Jadi Kos-kosan

Sebagian ada yang berusaha bertahan dengan berbagai strategi, seperti mengurangi gaji karyawan hingga 50 persen atau membayar karyawan tetap berdasarkan jam kerja.

Peneliti dari Universitas Prasetiya Mulya, Paulina Lo dalam risetnya menemukan sejumlah manajer hotel yang berjibaku sekuat tenaga agar hotelnya tetap buka meski tak ada dukungan dana dari pemilik hotel.

Hotel bintang lima menjual paket makanan bento hingga tawaran paket kolam renang. Selain itu, ada juga hotel bintang tiga dijadikan rumah kos.

"Ketika Bali dibuka untuk turis secara mendadak, hotel-hotel yang memaksakan diri tetap beroperasi ini ternyata take profit lebih dulu dibandingkan hotel-hotel yang pernah tutup lalu beroperasi lagi setelah pandemi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/2/2023).

"Secara infrastruktur, hotel-hotel ini tetap terjaga baik karena saat pandemi para pekerja tetap merawat bangunan, AC dan barang-barang lain," sambung dia.

Bahkan kata dia, sejumlah hotel yang tetap buka selama pandemi justru mampu meraup untung dan menutup kerugian dalam sembilan bulan saja setelah mengalami sepi pengunjung.

"Sementara itu, hotel-hotel yang memilih tutup selama pandemi harus berurusan dengan berbagai masalah kerusakan fisik dan peralatan dalam hotel," kata Paulina.

Dia mengatakan ada pihak hotel yang mengaku bahwa persiapan pembukaan hotel setelah tidak beroperasi selama dua tahun membutuhkan dana hingga 80 persen dari investasi awal. Hal itu kian berat karena banyaknya karyawan hotel yang mengundurkan diri.

Paulina menilai pelaku industri perhotelan harus berupaya memiliki sebanyak mungkin sumber daya manusia yang dapat disesuaikan dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi.

Menurutnya, sumber daya manusia dianggap paling penting. Selama masa pandemi, peran pimpinan hotel, loyalitas staf, semangat tim untuk berbagi beban dan perhatian terhadap kondisi ekonomi karyawan hotel sangat mendukung ketahanan dalam menghadapi krisis.

Sementara sumber daya lain, seperti keuangan, fisik, alam dan beberapa faktor budaya tidak dapat beradaptasi pada saat hotel menghadapi gangguan.

"Hotel membutuhkan resiliensi atau daya tahan untuk menghadapi berbagai gangguan dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang mudah diubah atau disesuaikan untuk menghadapi tantangan, karena dapat memberi kontribusi dalam usaha membangun daya tahan hotel," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2023/02/19/190000626/perjuangan-industri-hotel-bertahan-hidup-jual-makanan-bento-hingga-sulap-kamar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke