Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Sukses Ida Bangun Bisnis Iwakula, Modal Rp 10 Juta Bisa Raup Omzet Rp 30 Juta Per Bulan

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun bisnis yang fokus pada produk-produk kelautan dan perikanan mungkin belum banyak digeluti para pelaku usaha.

Hal ini lantaran, produk kelautan dan perikanan rata-rata membutuhkan peralatan pendingin atau cold storage yang mungkin akan jadi pertimbangan pelaku bisnis baru.

Salah satu pegiat UMKM produk kelautan dan perikanan bernama Ida Zubaedah sudah hampir 5 tahun belakangan menekuni bisnis makanan dengan bahan baku ikan.

Membangun jenama Iwakula sejak 2018, kini ia telah memasarkan produknya ke seluruh Indonesia sampai luar negeri.

"Awalnya saya seorang karyawan swasta di perusahaan genset. Sebagai marketing dan berdinamika sebagai ibu yang bekerja, kalau punya anak kecil susah, akhirnya memutuskan resign dan membuka usaha," ujar dia kepada Kompas.com, ketika ditemui di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (3/3/2023).

Setelah keluar dari pekerjaan sebelumnya, ia lantas memikirkan ide usaha apa yang bisa digarap dengan potensi dari kampungnya di Indramayu, Jawa Barat.

Dihadapkan pada pilihan antara mangga dan hasil laut, ia lantas yakin memilih mengolah hasil laut bersama adiknya.

"Saya pikir lagi, mending laut, lebih luas dari daratan. Bahannya juga sampai tulang bisa jadi bahan olahan, jadi zero waste," imbuh dia.

Mula-mula, bisnis Iwakula tidak langsung berjualan produk siap makan seperti sekarang. Ida mengambil ikan dari Indramayu dan menggilingnya menjadi produk setengah jadi berupa daging murni ikan tengiri.

Produk ini dipasarkan di kawasan Depok, Jawa Barat untuk pelaku UMKM makanan lain yang membutuhkan bahan dasar daging ikan.

Ida memulai Iwakula dengan modal sebesar Rp 10 juta. Modal itu ia gunakan semuanya untuk membeli ikan di Indramayu.

Pada produksi pertama, ia membuat olahan daging murni ikan tengiri sebanyak 23 kilogram.

"Awalnya banyak yang bilang ini kok mahal. Padahal kalau mau jadi dagung murni itu kan rasionya memang sedikit karena kepada dan tulangnya semua dibuang," jelas dia.

Dari hasil bisnis pertamanya tersebut, ia lantas menabung sedikit demi sedikit untuk dapat membeli alat pengolahan sendiri.

Hal tersebut dilakukan untuk semakin mengembangkan bisnisnya ke makanan jadi yang siap dikonsumsi.

"Tahu sendiri kalau kami jualnya bahan olahan setengah jadi, margin (keuntungannya) tipis," jelas dia.

Saat ini, Iwakula telah mampu melakukan produksi untuk lebih dari 30 kg bahan sehari. Sementara khusus untuk produk eggroll hanya terbatas pada produksi 8 kg sehari karena proses penggulungan masih dilakukan secara manual.

Sekarang, ia mengaku dapat mengantongi omzet sekitar Rp 25-30 juta per bulan dari bisnis Iwakula.

"Netto-nya bisa 30-40 persen dari itu," ucap dia.

Bisnis Iwakula sendiri saat ini sudah mampu membuka lapangan kerja untuk belasan orang di sekitar tempat tinggalnya.

Iwakula sekarang memiliki beberapa produk di antaranya pempek, tekwan, dendeng, dan eggroll.

"Best seller-nya ya itu semua diminati, sama semuanya," kata dia.

Iwakula sudah memiliki toko fisik di kawasan Depok dan Subang Jawa Barat. Selain itu, produk Iwakula juga dapat ditemukan di marketplace, toko oleh-oleh, koperasi, dan modern market seperti Sarinah.

"Kami juga suka ikut bazar-bazar yang diadakan pemerintah," kata Ida.

Ida mengaku, produk Iwakula juga pernah dibeli dan dibawa ke Italia. Artis seperti Cornelia Agatha juga disebut pernah merasakan gurihnya produk Iwakula.

Tak selalu berjalan lancar, dalam membangun Iwakula, Ida kerap mendapatkan banyak rintangan. Ia kerap ikut bazar yang jauh tetapi pengunjungnya tidak ramai dan produknya kurang laku.

"(Bisnis ini) serba ketidakpastian, harus belajar terus. Setelah kami pikir oke, ternyata muncul yang baru lagi, muncul baru lagi. Kalau ada zonk dinikmatin aja," tandas Ida.

Untuk dapat menikmati produk Iwakula, pembeli dapat merogoh kocek mulai dari Rp 30.000-an untuk produk seperti tahu bakso dan eggroll.

Sedangkan untuk produk seperti tekwan dan pempek dibanderol mulai harga Rp 40.000 sampai Rp 50.000.

https://money.kompas.com/read/2023/03/03/191000826/kisah-sukses-ida-bangun-bisnis-iwakula-modal-rp-10-juta-bisa-raup-omzet-rp-30

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke