Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Silicon Valley Bank, Giliran Credit Suisse Swiss yang Bermasalah

Mengutip CNN, Credit Suisse telah diguncang skandal selama setahun terakhir dan membukukan kerugian selama lima kuartal berturut-turut. Hal ini ditambang dengan dengan rencana investor terbesar CS, Saudi National Bank, yang tidak akan menggelontorkan modal.

Namun demikian, pada Rabu (15/3/2023) waktu setempat, Bank sentral Swiss menyatakan siap memberikan dukungan dalam bentuk likuiditas dan modal kepada Credit Suisse .

Kondisi kerugian yang terjadi tersebut juga mendorong harga saham Credit Suisse sempat anjlok hingga 30 persen pada perdagangan Rabu.

Dalam pernyataan bersama dengan regulator pasar keuangan Swiss FINMA, Bank Nasional Swiss (SNB) mengatakan Credit Suisse (CS) memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang ketat yang dikenakan pada bank-bank yang penting bagi sistem keuangan yang lebih luas.

“Jika perlu, SNB akan menyediakan likuiditas kepada CS,” kata regulator pasar keuangan.

Setelah kegagalan Silicon Valley Bank di AS minggu lalu, investor banyak yang masuk ke perbankan di Swiss. Namun demikian, rencana hengkangnya penyedia pendanaan, Bank Nasional Saudi membuat hal tersebut menjadi bumerang bagi investor.

"Bank di AS tidak menimbulkan risiko penularan langsung ke pasar keuangan Swiss. Tidak ada indikasi risiko penularan langsung untuk institusi Swiss karena gejolak saat ini di pasar perbankan AS,” kata otoritas Swiss.

Dikabarkan sebelumnya, Bank Nasional Saudi yang merupakan pemegang saham terbesar pada Credit Suisse, tidak akan menaikkan jumlah pendanaannya, setelah peningkatan modal musim gugur lalu. Chairman Bank Nasional Saudi Ammar Al Khudairy mengatakan, pihaknya tidak melakukan penambahan dana karena berbagai alasan.

“Jawabannya sama sekali tidak (menaikkan jumlah pinjaman), karena berbagai alasan. Saya akan mengutip alasan paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang. Kami sekarang memiliki 9,8 persen saham bank, jika kami melampaui 10 persen semua jenis aturan baru akan diberlakukan, baik oleh regulator kami atau regulator Eropa atau regulator Swiss,” kata Ammar.

Sempat menjadi pemain besar di Wall Street, Credit Suisse telah dilanda serangkaian kesalahan langkah dan kegagalan kepatuhan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini merusak reputasi Credit Suisse di mata klien dan investor. Bahkan kasus ini membuat beberapa eksekutif puncak kehilangan pekerjaan mereka.

Tercatat, sebanyak 123 miliar franc Swiss atau senilai 133 miliar dollar AS dari Credit Suisse ditarik oleh nasabah CS tahun lalu. Sebagian penarikan besar terjadi pada kuartal keempat 2022, dan bank melaporkan kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss yang setara dengan 7,9 miliar dollar AS, atau terbesar sejak krisis keuangan global pada tahun 2008 .

Pada bulan Oktober, pemberi pinjaman memulai rencana restrukturisasi “radikal” yang memerlukan pemotongan 9.000 pekerjaan penuh waktu, melepaskan bank investasinya dan berfokus pada pengelolaan kekayaan. Al Khudairy mengatakan dengan restrukturisasi tersebut, pemberi pinjaman Swiss akan membutuhkan dana tambahan.

Johann Scholtz, seorang analis perbankan Eropa di Morningstar, mengatakan Credit Suisse mungkin tidak lagi memiliki modal yang cukup untuk menyerap kerugian pada tahun 2023 karena biaya pendanaannya menjadi mahal.

“Untuk membendung arus dana keluar dan meredakan kekhawatiran penyedia pendanaan, kami yakin Credit Suisse membutuhkan penerbitan hak (saham) lainnya,” kata Scholtz.

“Kami yakin alternatifnya adalah memisahkan, bisnis yang sehat, manajemen aset, dan manajemen kekayaan dan mungkin beberapa bagian dari bisnis perbankan investasi bisa dijual atau terdaftar secara terpisah,” lanjutnya.

Saham Credit Suisse terakhir turun 24 persen di pasar Zurich pada hari Rabu. Sementara itu, menurut S&P Global Market Intelligence, biaya pembelian asuransi terhadap risiko gagal bayar Credit Suisse mencapai rekor tertinggi baru.

Kondidi krisis Credit Suisse juga meluas ke saham perbankan Eropa lainnya, dimana bank Prancis dan Jerman seperti BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbank dan Deutsche Bank jatuh antara 8 persen hingga 12 persen. Bank Italia dan Inggris juga merosot. Adapun jumlah aset Credit Suisse diketahui mencapai sekitar 530 miliar franc Swiss (573 miliar dollar AS).

“Credit Suisse jauh lebih terhubung secara global, dengan banyak anak perusahaan di luar Swiss termasuk di AS. Credit Suisse bukan hanya masalah Swiss tetapi masalah global,” kata Andrew Kenningham, kepala ekonom Eropa di Capital Economics.

https://money.kompas.com/read/2023/03/16/120224126/setelah-silicon-valley-bank-giliran-credit-suisse-swiss-yang-bermasalah

Terkini Lainnya

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke