Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Hindari Kebocoran Data Saat Transaksi Digital

Dengan meningkatnya aktivitas transaksi online ini, masyarakat perlu lebih waspada. Sebab ada saja ulah para penipu yang membuat risiko kejahatan siber semakin tinggi.

Apalagi baru-baru ini, adanya kasus pemalsuan QRIS masjid. Menanggapi tren ini, Managing Director VIDA Adrian Anwar mengatakan, pengguna layanan digital harus berperan aktif dalam mencegah terjadinya kejahatan siber khususnya yang berkaitan dengan data pribadinya sendiri.

"Di era transformasi digital ini, semuanya berlangsung dengan sangat cepat. Pengembangan tidak hanya terjadi pada aspek sistem layanan tetapi juga berbagai serangan siber. Kita perlu membangun pola kebiasaan yang baik dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan data-data pribadi," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (17/4/2023).

Selain itu, dirinya juga memberikan tips kepada pengguna layanan digital dalam menjaga data pribadi sebagai berikut:

1. Tidak membagikan username, password, dan kode OTP

Adrian meminta kepada masyarakat merahasiakan keamanan identitas pribadi baik itu KTP, paspor, atau data-data pribadi lainnya.

Tak hanya itu, di era online, username, password, maupun kode OTP sebaiknya tidak dituliskan sembarangan dan tidak memanfaatkan fitur copypaste.

Hal ini dikarenakan peretas dapat memperoleh akses ke clipboard perangkat yang kode-kodenya tidak terenkripsi sama sekali sehingga dapat melakukan verifikasi dan otentikasi transaksi yang tidak diinginkan oleh pengguna.

2. Waspada saat mengklik tautan atau lampiran di email, SMS, Whatsapp

Pelaku penipuan dapat mengirim link-link berisi formulir pendaftaran yang menangkap data-data pribadi pengguna dengan mengatasnamakan institusi resmi.

Oleh karena itu, kata Adrian, konsumen harus memastikan terlebih dahulu bahwa akun yang mengirimkan pesan tersebut merupakan akun resmi dari institusi terkait.

"Pihak resmi aplikasi biasanya tidak akan meminta pengguna untuk memberikan informasi sensitif melalui moda yang tidak terproteksi seperti sekadar melalui pesan singkat dan form isian," katanya.

3. Hindari menggunakan jaringan wifi publik yang tidak terenkripsi

Ketika menggunakan Wi-Fi publik, risiko menjadi korban kejahatan siber "Man in the Middle Attack" atau MitM sebagai interceptor antara pengguna dengan penyedia layanan digital semakin tinggi.

Modus MitM sendiri adalah mencuri informasi pribadi pada jaringan yang tidak terenkripsi dan menargetkan pengguna aplikasi keuangan, e-commerce, maupun situs layanan lainnya.

"Maka dari itu, sangat disarankan untuk menunda melakukan transaksi hingga memiliki akses jaringan yang lebih aman seperti mobile data ataupun Wi-Fi pribadi," saran Adrian.

4. Hindari melakukan transaksi di platform e-commerce yang mencurigakan

Seringkali konsumen tergiur dengan godaan diskon yang besar namun berujung pada kualitas barang yang dikompromi hingga pencurian data pribadi penting.

Adrian bilang, pelaku penipuan dapat membuat web dan aplikasi yang mirip dengan e-commerce resmi untuk memperoleh data pribadi korbannya.

Caranya, dengan meminta pengguna memasukkan identitas pribadi serta detail pembayaran seperti nomor dan CVV kartu kredit.

Untuk itu, konsumen harus jeli dalam melihat kredibilitas platform untuk memastikan bahwa platform e-commerce yang digunakan legit dan mengikuti aturan yang berlaku.

5. Gunakan layanan keuangan digital yang sudah menggunakan fitur otentikasi dua langkah (2FA)

Adrian mengungkapkan, modus kejahatan pencurian identitas seperti phishing menjadi semakin sulit untuk dibedakan dari otoritas yang sebenarnya.

Untuk itu, sistem otentikasi dua langkah hadir memberikan lapisan tambahan jika terjadi kebocoran username dan password.

Lapisan tambahan ini juga dapat hadir dalam rupa otentikasi biometrik yang tentunya lebih aman. Baik itu biometrik sidik jari maupun wajah.

"Banyaknya motif pencurian identitas pribadi dalam ekosistem digital memang seringkali mempersulit masyarakat untuk melakukan mitigasi di tengah kesibukan yang kerap membuat lengah. Maka dari itu, VIDA berkomitmen untuk terus berupaya memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat dalam menggunakan layanan digital khususnya menjelang lebaran 2023 ini," pungkas dia.

https://money.kompas.com/read/2023/04/17/143700826/5-tips-hindari-kebocoran-data-saat-transaksi-digital-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke