Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencoba Pesawat Comac ARJ 21 Produksi China

Maskapai-maskapai mulai menambah jumlah penerbangan dan pesawat. Salah satu pesawat baru yang didatangkan adalah Comac ARJ 21-700 produksi China oleh maskapai TransNusa.

Pada 18 April 2023, saya beruntung dapat ikut penerbangan perdana pesawat itu dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali.

Penerbangan ini memang bukan yang pertama di Indonesia. Karena sebelumnya pesawat sudah melakukan proving flight selama sekitar 100 jam di bawah pengawasan dari Pemerintah Indonesia.

Namun penerbangan itu hanya membawa penumpang tim teknis saja. Sedangkan penerbangan ini membawa penumpang undangan umum, bukan penumpang berbayar.

Lolos uji sertifikasi

Pesawat yang saya naiki ini sudah punya registrasi PK-TJA dari Kementerian Perhubungan. Jadi sudah sah untuk beroperasi secara komersial di dalam negeri Indonesia.

Pesawat sebenarnya sudah datang ke Indonesia pada 20 Desember 2022 lalu. Selama Januari sampai dengan April 2023, pesawat ini melakukan rangkaian sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan.

Sertifikasi tersebut meliputi demo evacuation pada 10 Februari 2023, proving flight tanggal 10 Februari 2023, table of top tanggal 16 Februari 2023 dan kemudian mendapatkan Submission of Certificate tanggal 3 April 2023 dari Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Capt. M Mauluddin.

Jadi pesawat ini sebenarnya sudah dibawa terbang ke beberapa tempat seperti ke Jogyakarta, bahkan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk uji kelaikudaraan dan dinyatakan lulus uji.

Dengan demikian, kelaikudaraan dan keselamatan pesawat ini sudah lulus uji oleh Pemerintah Indonesia.

ARJ21-700 walaupun produksi Comercial Aircraft Corporation (Comac) China, sebenarnya hampir semua komponennya diproduksi dari perusahaan luar negeri terutama Eropa dan Amerika.

Komponen yang diproduksi perusahaan dari AS mulai dari kokpit yang diproduksi pabrikan EATON, Radar cuaca, sistem avionik dan Flight Data Recorder (FDR) dari Rockwell Collins, sistem kelistrikan dari Honeywell.

Kemudian ban nose landing gear (roda depan) dan main landing gear (roda utama) dari Goodyear, sistem bahan bakar dari Parker Aerospace, fire protection dari UTAS-Kidde, dan tentu saja mesinnya yang memakai produksi dari General Electric, yaitu GE CF34-10A.

Sementara komponen yang diproduksi dari negara lain di antaranya unit tenaga cadangan (Auxiliary Power Unit/ APU) APS2600A dari Pratt & Whitney Kanada, main landing gear, nose landing gear dan sayap anti-icing dari Liebherr Jerman, serta sistem pengereman dari Meggit Aircraft Braking System Swiss.

Tentu saja ada beberapa komponen yang diproduksi oleh pabrikan dari China seperti, misalnya, airframe dan sayap serta movable surface oleh AVIC XI'AN, serta horizontal stabilizer oleh Comac.

Kalau dilihat dari luar, pesawat ini mirip dengan pesawat jenis MD 80 buatan pabrikan dari AS, Mc Donnell Douglas yang kemudian diakuisisi Boeing. Ciri khasnya, kedua mesin berada di belakang sayap pesawat.

Memang platform dasar ARJ21 memang dari pesawat MD 80 yang dibeli dan dikembangkan oleh Comac.

Pesawat terlihat mungil dan ramping jika dibandingkan dengan pesawat-pesawat yang parkir di apron saat itu yang sebagian besar adalah Boeing B737 NG dan Airbus A320 series berkapasitas 180 – 200 penumpang. Sedangkan kapasitas ARJ21-700 hanya 90 penumpang.

Masuk ke dalam pesawat, saya disuguhi kursi bernuansa biru tua yang ergonomis. Kursi yang slim tapi membuat jarak antar kursi depan belakang jadi lebih panjang sehingga jika kita duduk, lututnya masih leluasa bergerak.

Sandaran untuk tangan juga slim, tidak seperti di kebanyakan pesawat, namun tetap nyaman untuk bersandar. Konfigurasi kursinya, dua sebelah kiri dan tiga sebelah kanan.

Yang menarik, atap di atas kursi dekat jendela tidak terlalu rendah jika dibandingkan dengan pesawat sejenis seperti, misalnya, CRJ 1000 NG yang dulu pernah dioperasikan maskapai Garuda Indonesia.

Jadi kalau kita berdiri, kepala tidak harus menunduk terlalu dalam karena kepentok lengkungan badan pesawat dan tempat bagasi kabin.

Tempat bagasi kabinnya memang tidak terlalu tinggi seperti di pesawat sekelas B737 atau A320, bahkan kepala kita bisa melongok ke dalamnya. Namun ruangan bagasinya tetap terlihat luas.

Segera, pesawat menderu menuju runway dan lepas landas menuju Bali. Saya duduk di baris nomor 3 dari depan sebelah kanan.

Di sebelah saya, duduk Capt. Iwan Paul, mantan captain pilot senior Garuda Indonesia yang terbang mulai tahun 1972 hingga 1989.

Selama perjalanan, saya berbincang dengan beliau yang ternyata pada eranya dulu juga menerbangkan pesawat seperti MD70, DC9 dan Fokker F28.

Capt Iwan tampak serius. Dia ditugaskan perusahaannya saat ini untuk mengamati performa pesawat, karena berencana menyewa untuk transportasi karyawannya. Tentu saja dia harus memastikan pesawatnya terjamin keselamatan dan kenyamannya.

Saat di atas daerah Karawang, pesawat memasuki awan dan sedikit bergetar. “Goyang Karawang”, begitu ujar sang pilot pesawat.

Capt. Iwan pun turut berkomentar, “Masih stabil goyangannya, berarti aerodinamisnya bagus!”.

Selain itu, menurut dia, insulasi suaranya sangat bagus sehingga kabin pesawat tidak terlalu bising terutama dari suara mesin.

Memang saat itu kita duduk di bagian depan pesawat, sedangkan mesin di bagian belakang, namun mengingat pesawatnya tidak terlalu panjang, diperkirakan tingkat kebisingan di kursi bagian belakang juga tidak jauh beda.

Secara keseluruhan, dia menilai pesawat ini sudah mengalami banyak sekali perbaikan dari sisi teknis maupun komersialnya dibanding pesawat platformnya dan bahkan bisa menyamai pesawat sejenis B737 NG atau A320.

Menunjang pariwisata

Selama perjalanan ke Bali, pesawat terbang di ketinggian 35.000 kaki. Pesawat ini sebenarnya mampu terbang sampai ketinggian 39.000 kaki.

Selama perjalanan, pilot banyak memberi informasi tentang daerah-daerah yang dilewati. Seperti, misalnya, saat melewat daerah Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur.

Sayangnya awan tebal menyelimuti kompleks wisata yang terkenal sampai ke internasional itu. Hanya terlihat pucuk Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa.

Jika kita terbang pagi atau sore hari dan cuaca cerah, saya yakin keindahan Bromo akan terlihat jelas.

Saat perjalanan pulang dari Denpasar menuju Jakarta, pilot juga memberi informasi daerah wisata Gunung Agung di Bali. Sayangnya saat itu sudah malam hari, jadi gunungnya tidak terlihat jelas.

Menurut Director and Shareholder TransNusa, Leo Budiman, pesawat ARJ21 ini memang didatangkan untuk menunjang industri pariwisata nasional.

Menurut dia, transportasi udara berkaitan erat dengan pariwisata, baik itu pariwisata domestik maupun internasional dengan mendatangkan turis dari luar negeri.

Panjang landasan pendaratan untuk pesawat ini sepanjang 1.600 meter dan panjang landasan untuk mengudara sepanjang 1.700 meter.

Runway sepanjang itu banyak dijumpai di bandara-bandara Indonesia, terutama yang di kota-kota menengah. Dengan demikian, pesawat ini bisa menghubungkan banyak kota di Indonesia.

Dengan daya jelajah maksimal 2.200 km sekali terbang, pesawat ini bisa digunakan untuk terbang dari Denpasar menuju Palu, Ambon.

Kalau ke daerah Indonesia barat bisa mencapai Padang, Pekanbaru bahkan Kuala Lumpur, Malaysia.

Atau kalau akan dipakai untuk menunjang transportasi dari Balikpapan sebagai kota terdekat untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, bisa diterbangkan sampai ke Padang, Pekanbaru, Palembang, Denpasar, Manado, Sorong dan lainnya.

Dengan kapasitas kursi hanya 90 penumpang, tentu tidak terlalu sulit untuk memenuhi kapasitas pesawat dari kota-kota menengah tersebut, berbeda dengan pesawat yang kapasitasnya 180 kursi ke atas.

Tinggal menghitung ongkos produksinya saja, semoga tidak terlalu tinggi dan harga tiketnya sesuai dengan layanan yang diberikan.

Jadi, kita tunggu saja kiprah pesawat ini di Indonesia.

https://money.kompas.com/read/2023/04/19/133944126/mencoba-pesawat-comac-arj-21-produksi-china

Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke