Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siklus Perputaran Uang Lebaran

Menurut Bank Indonesia, periode Ramadhan dan Idul Fitri, rata-rata perputaran adalah 25 persen dalam satu tahun.

Periode peredaran uang tertinggi kedua dalam satu tahun terjadi saat Natal dan Tahun Baru dengan persentase mencapai 20 persen dari total jumlah uang beredar dalam satu tahun.

Jika digabungkan, maka sisa peredaran uang sekitar 55 persen terjadi pada di luar bulan tersebut.

Dengan pola peredaran yang relatif pasti tersebut, maka sebenarnya tidak terlalu sulit mengatur likuditas perekonomian. BI dapat mengetahui kapan penyediaan uang tunai di masyarakat, kapan masuknya kembali uang tunai ke bank dan berapa lama uang tunai beredar dan keluar akan terjadi.

Pengelolaan likuiditas uang juga lebih mudah lagi apabila peredaran uang dalam kendali pemerintah seperti APBN dan APBD bisa dipastikan siklus masuk dan keluar.

Minimal 20 persen lagi bisa dipastikan, sehingga tinggal 25 persen dengan sirkulasi yang tidak dapat diperkirakan secara pasti.

Kepastian siklus peredaran uang akan memudahkan pemantauan inflasi oleh Bank Indonesia. Apalagi, apabila peredaran uang tunai bisa diminimalkan, maka inflasi dapat dikendalikan dengan optimal.

Mutasi dana melalui uang elektronik mudah dideteksi karena semua tercatat dalam sistem perbankan. Bank memberikan catatan realtime mutasi dana rekening nasabah dan memberikan laporan posisi akhir periode.

Karena peningkatan peredaran uang, inflasi Indonesia yang biasanya meningkat di Ramadhan, kecenderungan belum terlihat tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan tingkat inflasi bulanan pada Maret 2023 tercatat 0,18 persen. Inflasi meningkat dibandingkan pada Februari 2023 sebesar 0,16 persen.

Tingkat inflasi bulan Maret 2023 rendah dibandingkan periode Ramadhan tahun sebelumnya. Lebih dari lima tahun terakhir, tingkat inflasi pada periode bulan Ramadhan selalu berada di atas angka 0,4 persen.

Rendahnya tingkat inflasi Ramadhan tahun ini terjadi karena tekanan permintaan dan daya beli masyarakat yang melemah pasca-Covid-19.

Dana Lebaran

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Idul Fitri 2023, BI dan perbankan telah menyiapkan uang tunai Rp 195 triliun. Dana tunai tersebut untuk transaksi periode 27 Maret hingga 20 April 2023.

Jumlah tersebut berarti meningkat 8,22 persen dibanding realisasi tahun 2022. Di bank komersial telah disediakan dana yang siap tarik tunai sewaktu-waktu.

BI bekerja sama dengan perbankan menyediakan lebih dari 5.000 poin layanan penukaran uang tunai tahun ini, atau meningkat lebih dari 370 layanan dari tahun 2022.

Dalam kesempatan tersebut, pada pertengahan April 2023, BI telah merealisasikan sekitar Rp 100 triliun atau 60 persen dari target penukaran uang tunai Rp 195 triliun yang telah disiapkan untuk periode Ramadhan dan Lebaran 2023.

“……… Sejauh ini kami belum merasa menambah, karena kami proyeksikan masih mencukupi. menjelang Idul Fitri," demikian keterangan Bank Indonesia.

Menurut pengalaman, uang tunai Lebaran akan kembali ke sistem perbankan secara bergelombang dalam tiga bulan kedepan. Dengan sistem uang elektronik, Bank Indonesia mengharapkan dana bisa kembali lebih cepat.

Likuiditas perekonomian normal?

BI mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian tahunan, M2 atau uang beredar arti luas pada Februari 2023 mencapai Rp 8.300 triliun atau tumbuh 7,9 persen. Pertumbuhan likuiditas yang cukup tinggi pada kondisi pascakrisis.

Perkembangan tersebut disebabkan pertumbuhan tahunan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,6 persen dan perkembangan tahunan net domestic asset atau NDA sebesar 8,2 persen.

Pertumbuhan M1 lebih rendah dibandingkan dengan M2 berarti dana lebih banyak disimpan dalam bentuk deposito dan surat berharga ketimbang tunai.

Peningkatan dana deposito dan surat berharga adalah pertanda dana untuk investasi tumbuh. Sementara pertumbuhan NDA yang tinggi menandakan sirkulasi dana domestik sangat tinggi (dibanding dengan luar negeri).

Peredaran uang tunai Lebaran adalah bagian dari budaya masyarakat memberikan hadiah Lebaran, khususnya bagi orangtua kepada anak-anak dan handai taulan.

Uang tunai juga dibutuhkan bagi keluarga yang mudik karena diperkirakan sulit untuk menarik uang tunai pada hari cuti di kampung halaman mereka.

Meskipun demikian, dana tarikan tunai di bulan Ramadhan dan Lebaran harus terus diupayakan untuk diminimalkan dengan akses promosi transaksi uang non-tunai dan akses layanan perbankan di seluruh penjuru nusantara.

Mohon maaf lahir dan bathin.

https://money.kompas.com/read/2023/04/24/070210926/siklus-perputaran-uang-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke