Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kredit Bank Jago Diramal Bakal Terus Tumbuh dengan Optimalisasi Ekosistem

Analis Tirta Citradi dari MNC Sekuritas, mengungkapkan pertumbuhan kredit Bank Jago tersebut belum mencerminkan kekuatan sesungguhnya. Menurut dia, bank digital besutan bankir senior Jerry Ng dan investor kawakan Patrick Walujo itu belum mengoptimalkan ekosistemnya sendiri, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT BFI Finance Tbk (BFIN).

“Kinerja kredit Jago selama ini justru disumbang dari banyak partner di luar ekosistem. Dengan kontribusi GOTO dan BFIN yang belum optimal saja, mereka sudah punya outstanding kredit Rp 10,8 triliun. Apalagi, jika integrasi dengan ‘saudara’ nya itu bisa dimaksimalkan, akan signifikan dampaknya,” kata Tirta dalam siaran pers, Jumat (28/4/2023).

Sementara itu, Raditya Krisna Pradana dari Kanaka Hita Solvera menilai pertumbuhan kredit ARTO masih jauh dibandingkan dengan SeaBank dari Sea Ltd (Shopee) dan Bank Neo Commerce (BBYB) yang terafiliasi dari Akulaku.

Pada 2022, Seabank membukukan kredit senilai Rp 15,8 triliun, melonjak 159 persen (yoy). Sementara BBYB mencatat kredit Rp 10,2 triliun, tumbuh 139,6 persen pada kurun waktu yang sama.

“Dalam menyalurkan kredit, Seabank hanya mengandalkan ekosistem platform e-commerce Shopee, melalui produk Spaylater (paylater) dan Spinjam (consumer finance). Sedangkan BBYB mengandalkan ekosistem Akulaku. Jago punya peluang sangat besar apabila berhasil memaksimalkan penyaluran kredit ke ekosistem sendiri, baik ke GoTo maupun BFIN,” kata Radit.

Sebagai informasi, GOTO merupakan pemilik 21,9 persen saham Bank Jago. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2 Maret 2023 silam, GOTO mengangkat Patrick Walujo sebagai komisaris baru, bersama Agus Martowardojo dan Winoto Kartono.

Di sisi lain, Patrick juga tercatat sebagai salah satu pemegang saham pengendali Bank Jago melalui Wealth Track Technology (WTT) dengan porsi kepemilikan 11,68 persen.

“Masuknya pemegang saham pengendali Bank Jago (Patrick Sugito Walujo) di jajaran komisaris GOTO merupakan sinyal yang sangat kuat tentang prospek integrasi kedua entitas di bisnis finansial. GOTO butuh Jago untuk backup bisnis lending, sedangkan Jago butuh GOTO untuk kanal penyaluran kredit,” tambah Radit.

Tahun ini, GOTO tengah berjuang mencapai Adjusted EBITDA Positif pada kuartal IV-2023. Untuk merealisasikan target tersebut, GoTo akan memaksimalkan bisnis lending melalui GoTo Financial karena menjanjikan margin tinggi sehingga dapat mempertebal revenue.

GOTO juga akan menyalurkan pembiayaan ke semua segmen, baik ke sisi konsumen maupun ke para mitra dalam ekosistem. Sejauh ini, GOTO sudah meluncurkan GopayLater Cicil untuk berkompetisi di bisnis buy now pay later (BNPL).

Sedangkan di BFI FInance, Jerry Ng, Patrick Walujo dan Boy Thohir melakukan pengendalian bersama melalui Trinugraha Capital & Co dengan kepemilikan saham mencapai 48,15 persen. BFIN merupakan perusahaan multifinance terkemuka dengan spesialisasi kredit kendaraan baru dan bekas serta fintech lending. Pada 2022, BFIN menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 20 triliun, melonjak 52,7 persen.

“Karena menyalurkan kredit kendaraan baru dan bekas, ticket size per debitur di BFIN cukup besar. Ini peluang yang sangat bagus. Jago dan BFIN bisa kolaborasi baik dalam bentuk credit channeling maupun joint financing. Jika bisa dioptimalkan, dampaknya bakal terasa,” lanjut Radit.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengungkapkan, pertumbuhan kinerja penyaluran kredit Bank Jago, dilakukan secara channeling melalui puluhan partner, baik institusi finansial, multifinance maupun platform digital. Ia memastikan pihakny akan terus berkolaborasi untuk memberikan pembiayaan yang lebih banyak.

“Kami percaya kolaborasi adalah cara yang paling efektif untuk memberikan pembiayaan kepada lebih banyak nasabah tetapi dengan tetap memperhatikan risiko kredit agar Bank Jago dapat tumbuh secara berkelanjutan,” kata Kharim.

Pertumbuhan kredit Bank Jago berdampak positif terhadap pendapatan bunga (interest income) yang mencapai Rp 487 miliar pada akhir kuartal I-2023, tumbuh 40 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 347 miliar. Lantaran beban bunga hanya Rp64 miliar, pendapatan bunga bersih Bank Jago (net interest income) mencapai Rp 423 miliar, melonjak 43 persen.

Sementara itu, dana murah menjadi salah satu kunci sukses pencapaian kinerja kuartal I-2023 Bank Jago. Pada kuartal I-2023, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 9,28 triliun, meningkat 120 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, current account saving account (CASA) sebesar Rp 5,93 triliun, melonjak 158 persen. Sedangkan deposito mencapai Rp 3,34 triliun, tumbuh 75 persen. Adapun porsi CASA terhadap DPK mencapai 64 persen.

https://money.kompas.com/read/2023/04/28/170000226/kredit-bank-jago-diramal-bakal-terus-tumbuh-dengan-optimalisasi-ekosistem

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke