Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Refleksi May Day: Kontestasi Buruh Vs Robot

Meskipun teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, kekhawatiran mengenai penggantian pekerja manusia dengan mesin semakin membuat buruh gelisah.

Kita perlu memastikan bahwa teknologi tidak mengorbankan kesejahteraan buruh. Ini menjadi salah satu tantangan yang mendesak bagi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat pada umumnya untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Desas desus otomasi akan menggantikan peran tenaga kerja manusia kian mengkhawatirkan. Banyak yang percaya robot dapat menggusur seluruh pekerjaan manusia dan mengganggu pasar tenaga kerja.

Tentu akan diringi distorsi di mana-mana. Namun, dampak robotika pada pekerjaan manusia sebenarnya tak seseram narasi yang dikemukakan dengan sedikit tambahan “bumbu” personifikasi dan hiperbola.

Faktanya, beberapa penelitian justru manampik bahwa robot tidak benar-benar menggantikan tenaga kerja manusia, melainkan melengkapi pekerjaan mereka.

Politisasi teknologilah yang membuat situasinya terlihat tak bersahabat bagi pekerja, ketimpangan sebaran dan literasi teknologi juga memperparah kekhawatiran tersebut.

Memang tak bisa dimungkiri, kini robot bisa melakukan tugas-tugas berulang bahkan berbahaya seperti perakitan lebih cepat daripada manusia dengan akurasi optimal, sehingga keselamatan terjamin dan produktivitas meningkat di lantai produksi.

Robot tahan bekerja sepanjang waktu dengan kecepatan yang konsisten. Mereka umumnya lebih cepat dan lebih akurat dibanding manusia dalam tugas berulang, dan menghasilkan produk berkualitas lebih tinggi dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Mengingat robot jarang membuat kesalahan, mereka sangat mengurangi kebutuhan pekerjaan berulang dan mengurangi scrap produksi.

Pada tahun 2021, misalnya, Nestlé melaporkan peningkatan produktivitas sebesar 53 persen setelah menggunakan robot pemuatan palet di pabrik produksi cokelatnya di Brasil.

Selain itu, Forbes menyebutkan bahwa Amazon berhasil meningkatkan produktivitasnya hingga 300 persen berkat robot gudangnya.

Studi tahun 2022 oleh University of Pittsburgh, University of Toronto, dan Free University of Berlin mengungkapkan bahwa robot industri bahkan mampu mengurangi cedera terkait pekerjaan sebesar 1,2 kasus per 100 pekerja dalam periode satu tahun.

Robot dapat digunakan untuk operasi pengelasan, yang dapat menyebabkan sengatan listrik, luka bakar, kerusakan mata, dan keracunan mangan.

Pabrikan peralatan konstruksi Amerika, Caterpillar, yang mengandalkan robot las kolaboratif untuk melakukan aktivitas ini, mengklaim bahwa robot las telah membuat keseluruhan proses pembuatannya menjadi lebih efisien dan lebih aman dari ancaman cedera dan kelelahan.

Salah satu cedera kerja non-fatal yang paling sering dialami oleh pekerja adalah kelelahan, menurut laporan tahun 2020 oleh Dewan Keamanan Nasional AS.

Overexertion terjadi ketika pekerja memaksa tubuh mereka melampaui batas fisik. Itu sebabnya robot kian banyak digunakan untuk keperluan angkat berat, terutama di industri otomotif.

Ada juga robot pemindah barang, seperti Amazon's Sparrow. Penggunaan robot secara umum telah mengurangi total jarak berjalan kaki sebesar 75 persen hingga 80 persen di gudang Amazon, mengurangi kelelahan otot pekerjanya.

Namun yang perlu digarisbawahi, robot tidak mungkin menggantikan seluruh pekerja manusia seperti yang ditakutkan orang.

Sebaliknya, robot sebenarnya mengeliminasi tugas-tugas yang berulang dan berbahaya, justru ini memungkinkan pekerja untuk fokus pada tugas yang lebih kreatif dan memuaskan, tugas yang membutuhkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan keterampilan memecahkan masalah.

Pekerja manusia akan selalu dapat direlokasi, karena campur tangan manusia memang masih diperlukan di beberapa area terutama sektor manufaktur. Robot dapat bekerja bersama manusia, seperti halnya robot kolaboratif.

Pada saat yang sama, robot dapat menciptakan peluang kerja baru, seperti peran khusus bergaji tinggi dalam desain, pemrograman, pemeliharaan, dan pengawasan robot.

Sebuah artikel berjudul “People Over Robots (The Global Economy Needs Immigration Before Automation),” yang ditulis oleh Lant Pritchett dan diterbitkan dalam Foreign Affairs Magazine, menyebutkan bahwa kekhawatiran tentang otomatisasi yang mengambil pekerjaan dari manusia sepertinya terlalu dilebih-lebihkan.

Menurut Pritchett, solusi nyata untuk tantangan pasar tenaga kerja sebenarnya terletak pada pemerataan, bukan sekadar investasi dalam otomatisasi.

Pada waktunya, situasi ini akan mendorong migrasi penduduk dalam jumlah besar. Ketika pekerjaan di satu wilayah mulai berkurang karena otomatitasi, kemungkinan besar buruh dan tenaga kerja lainnya akan berpindah tempat mencari pekerjaan masih tersisa.

Selain itu perlu ketegasan pemerintah dalam mencegah dislokasi sosial, menekan polarisasi politik dan ekstremisme akibat perkembangan teknologi.

Inilah yang menyebabkan kekhawatiran tentang dampak otomatisasi terhadap pekerjaan, upah, dan ketimpangan ekonomi kian meningkat.

Pada saat yang sama, pergeseran demografis ini menciptakan kekurangan tenaga kerja di berbagai belahan dunia. Inilah tantangan besar yang perlu direnungkan sebagai bentuk refleksi hari buruh tahun ini.

Dalam sebuah adagium, Tom Peters mengatakan,"The robot is not the threat, but the robot without a heart is”. Artinya, robot bukanlah ancaman, tetapi robot tanpa hati lah yang sebenarnya menjadi ancaman.

Dalam konteks ini, kata “heart” atau hati bukan merujuk pada kemampuan robot untuk memahami emosi manusia, tetapi merujuk pada kemampuan robot dalam menjaga etika dan bertanggung jawab.

Ini menekankan pentingnya mengembangkan kecerdasan buatan dengan prinsip-prinsip etika dan moral yang kuat.

Robot dan teknologi tidak boleh digunakan untuk merugikan tenaga kerja dan lingkungan, justru sebaliknya, harus membantu meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Selamat Hari Buruh Internasional, semoga seluruh tenaga kerja kian diperhatikan, kian dilindungi, kian dijaga, kian dihormati, dan kian sejahtera.

https://money.kompas.com/read/2023/05/02/053820026/refleksi-may-day-kontestasi-buruh-vs-robot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke