Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inflasi Melambat, Wall Street Ditup Mayoritas Hijau

Nasdaq Komposit bertambah 1,04 persen (126,89 poin) pada level 12.306,44, dan S&P 500 naik 0,45 persen (18,47 poin) menjadi 4.137,64. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,09 persen (30,48 poin) pada posisi 33.531,33.

Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS naik 4,9 persen YoY pada April, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 5 persen. Hal itu, meningkatkan potensi bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir. Sementara itu, secara bulanan indeks CPI naik 0,4 persen, dibandingkan Maret sebesar 0,1 persen.

Imbal hasil Treasury jatuh setelah laporan tersebut, dan pergerakan mendukung bursa saham yang saat ini tengah khawatir dengan kenaikan suku bunga. Imbal hasil Treasury 2 tahun turun sekitar 11 basis poin menjadi 3,91 persen, sedangkan tingkat pada 10 tahun turun 8 basis poin menjadi 3,44 persen.

“Optimisme untuk proses disinflasi tetap tinggi karena laporan ini menunjukkan harga tempat tinggal tetap tinggi, yang berarti kelambatan yang kita lihat dengan harga sewa mulai terlihat secara berarti selama beberapa bulan,” kata Ed Moya, senior analis pasar di Oanda, dikutip dari CNBC.

"Inflasi akan terus menurun selama beberapa bulan ke depan, tetapi untuk turun kembali ke 2 persen akan jauh lebih sulit mengingat kekuatan di pasar tenaga kerja,” lanjutnya.

Keuntungan pasar secara keseluruhan tertahan karena saham siklikal, yang paling erat kaitannya dengan ekonomi, diperdagangkan lebih rendah. Saham seperti Nike turun 1,24 persen, dan Caterpillar melemah 0,15 persen. Sementara itu, saham Airbnb ambels 10,5 persen, dan Twilio jatuh 12,6 persen usai melaporkan perkiraan yang lemah.

Sementara itu, pembuat kendaraan listrik Rivian berakhir menguat 1,8 persen lebih tinggi, sehari setelah perusahaan membukukan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan. Musim pendapatan berlanjut Rabu dengan hasil pendapatan dari Disney dan Robinhood.

Namun terlepas dari sentimen inflasi, Stephen Stanley kepala ekonom di Amherst Pierpont menilai pergerakan harga saham akan lebih rendah di bulan April, dan Wall Street berhati-hati untuk bergerak reli besar-besaran.

“Dengan berlalunya setiap bulan tanpa melambatnya inflasi inti, peluang untuk turun ke perkiraan FOMC untuk tahun ini semakin berkurang. Jadi, bagi saya, ini bukan hasil yang dovish,” kata Stanley.

Investor juga memantau kabar mengenai tingkat plafon utang AS karena kekhawatiran meningkat bahwa kesepakatan mungkin tidak tercapai sebelum 1 Juni tahun ini. Departemen Keuangan AS menilai, keputusan tersebut erat kaitannya dengan potensi gagal bayar.

https://money.kompas.com/read/2023/05/11/071000126/inflasi-melambat-wall-street-ditup-mayoritas-hijau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke