Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dorong Penguatan Stok Pangan Nasional, Bapanas Ingin Contoh Brasil

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) sedang mendalami proses bisnis end to end pangan dengan Brasil.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengungkpakan, langkah-langkah pengembangan sektor pangan nasional haru terus didorong baik melalui pembelajaran atau benchmarking lintas negara, maupun melalui penguatan kerja sama dengan negara yang dianggap memiliki keunggulan.

Menurutnya, kondisi produksi, pasokan, dan harga pangan yang fluktuatif menjadi isu utama yang harus mampu dimitigasi secara berkelanjutan. Untuk menjawab hal tersebut pihaknya mendorong sektor pangan nasional terbuka terhadap perkembangan serta kemajuan pangan global.

“Bagaimana saat ini pangan sudah dikelola melalui sistem dan teknologi yang semakin maju, sehingga produksi, stok, dan kepastian harganya bisa dijaga dengan begitu presisi. Itu yang harus terus kita pelajari dan mulai ditingkatkan penerapannya di dalam negeri,” ujarnya dalam siaran resminya, dikutip Sabtu (20/5/2023).

Arief menuturkan, untuk menuju ke sana benchmark dan kerja sama lintas negara menjadi hal yang penting. Salah satu negara yang memiliki pengelolaan pangan yang baik adalah Brasil, selain itu karakteristik Brasil juga mirip dengan Indonesia, sama-sama berada di zona ekuator, memiliki wilayah yang luas dan beragam.

“Sebagai negara besar dengan basis agroindustri, Brasil menjadi salah satu negara yang menarik untuk dipelajari, khususnya dari sisi bagaimana menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Bagaimana proses bisnis dan manajemen stok pangan di negara tersebut dijalankan, agar semua produk pangan utamanya yang memiliki umur simpan pendek dapat tersedia sepanjang waktu,” terangnya.

Terkait pengelolaan pangan di negara tersebut, Arief berpendapat, apa yang dilakukan Brasil dalam menjaga stok pangan nasionalnya tidak terlepas dari peningkatan produksi pangan di dalam negeri. Maka dari itu, penguatan industri pangan berbasis produksi pangan dalam negeri yang kuat menjadi keniscayaan dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.

"Kita harus secara paralel mulai mengurangi ketergantungan impor dengan meningkatkan produksi pangan di dalam negeri. Banyak hal yang dapat dipelajari seperti bagaimana Brasil berhasil mengelola produksi Tebu sampai dengan Raw Sugar serta mengembangkan industri daging sapi atau live cattle." ujarnya.

Selain itu, menurutnya, upaya mempelajari dan membangun kerja sama dengan negara lain ini menjadi salah satu bentuk antisipasi menghadapi ancaman krisis pangan global.

"Jadi arahan Bapak Presiden agar krisis pangan jangan sampai terjadi. Beberapa komoditas pangan strategis memang masih dipenuhi dari luar dikarenakan produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional. Karena itu, selain meningkatkan produksi pangan dalam negeri, kita juga harus tetap menjaga kerja sama dengan negara lain untuk memastikan kecukupan pangan kita." ujar Arief.

Dalam salah satu sesi pertemuan, CEO Enerfo Grup Chandy Kusuma menyampaikan, pengembangan model komoditas yang terintegratif end to end dari hulu hingga hilir salah satu kunci untuk menjaga stabilitas ketersediaan dan stok pangan.

"Pengembangan model usaha untuk komoditas tebu, kedelai dan jagung di Brasil dapat dijadikan model untuk diadaptasi di Indonesia dengan menyesuaikan budaya dan kebiasaan yang ada. Upaya ini perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi komoditas pertanian sehingga meningkatkan daya saing di dalam negeri," ujarnya.

Adapun penggerak perekonomian Brasil masih berasal dari pertanian dan peternakan dengan nilai perdagangan lebih dari 140 miliar dollar AS di tahun 2022, atau sekitar 38 persen dari total GDP nasional. Di mana, salah satu komoditas agroindustri unggulan di Brasil adalah tebu.

Produksi tebu di Brasil diprioritaskan untuk menghasilkan gula dan etanol dengan proporsi 43:57. Hal ini salah satunya didorong oleh kebijakan penggunaan etanol sebagai campuran bensin dengan proporsi mencapai 27 persen. Kebijakan pencampuran ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor bensin Brasil.

"Untuk komoditas tebu misalnya, tingginya produktivitas tebu Brasil membuat negara tersebut mantap melakukan diversifikasi produk turunan tebu, selain sebagai sumber pangan, tebu juga dioptimalkan menjadi etanol. Tentunya ini menjadi hal lain yang bisa kita pelajari dalam rangka memperkuat industri berbasis tebu di dalam negeri," pungkas Arief.

https://money.kompas.com/read/2023/05/20/191000826/dorong-penguatan-stok-pangan-nasional-bapanas-ingin-contoh-brasil

Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke