Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erick Thohir Tak Terima BUMN InJourney Disebut Rugi dan Terjerat Utang

KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir dengan tegas menampik kalau induk holding BUMN Pariwisata dan Aviasi (InJourney) disebut merugi dan terlilit banyak utang.

Erick bilang, memang ada perusahaan di bawah InJourney yang tengah merugi, namun tidak seluruhnya. Secara umum, kondisi keuangan konsolidasi InJourney masih sehat.

"InJourney itu Sarinah (PT Sarinah) sehat, Taman Wisata Candi (PT Taman Wisata Candi) Borobudur, Prambanan, dan Ratu (Boko) sehat, bandara (PT Angkasa Pura I & PT Angkasa Pura II) sekarang sehat," kata Erick dikutip dari Tribunnews, Sabtu (17/6/2023).

InJourney sendiri adalah holding BUMN dengan anggota meliputi PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.

Erick mengakui, beberapa tahun ke belakang, untuk anggota holding BUMN pengelola bandara, tercatat merugi. Namun itu terjadi lantaran ada sejumlah bandara yang masih sepi imbas pandemi Covid-19.

"Selama Covid bandara merugi. Namun, kalau dilihat tahun ini bandara-bandara seperti Jakarta dan Bali sudah mulai untung," tutur Erick.

Sebelumnya, muncul polemik setelah anggota holding, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengalami kerugian ratusan miliar rupiah dari ajang balapan dan pengelolaan Sirkuit Mandalika.

Selain itu, ITDC juga harus menanggung utang menggunung mencapai Rp 4,6 triliun, di mana perusahaan menyatakan tak sanggup membayar utang jangka pendek ke perbankan sehingga meminta pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN.

Erick sendiri tak menjelaskan lebih jauh soal kondisi keuangan ITDC yang tengah jadi sorotan. Namun ia menekankan, persepsi BUMN banyak yang merugi seharusnya tidak relevan apabila melihat keuangan banyak perusahaan negara.

"Banyak pihak tertentu yang ciptakan presepsi BUMN banyak utang, BUMN bangkrut, padahal penjualan BUMN sudah meningkat banyak," beber Erick.

Terlebih, lanjut dia, apabila diakumulasi dari seluruh perusahaan pelat merah di Indonesia, total pendapatannya sudah menembus Rp 3.000 triliun. Kenaikan pendapatan tentunya membuat laba maupun dividen ikut meningkat. 

"Penjualannya Rp 3.000 triliun. Mana ada perusahaan yang Rp 3.000 triliun di Indonesia. Untungnya Rp 250 triliun," tegas Erick lagi.

https://money.kompas.com/read/2023/06/17/221039726/erick-thohir-tak-terima-bumn-injourney-disebut-rugi-dan-terjerat-utang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke