Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos Waskita Buka Suara soal Dugaan Laporan Keuangan yang Dipoles

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk diduga tidak sesuai dengan kondisi riil-nya, alias dipoles. Dugaan ini diungkapkan langsung oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Terkait dugaan itu, Direktur Utama Waskita Karya Mursyid mengatakan, laporan keuangan Waskita Karya tengah saat ini tengah dicek ulang.

"(Laporan keuangan) dicek ulang," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Adapun kepemimpinan Mursyid di Waskita baru dimulai pada 25 Mei 2023, dia menggantikan posisi Destiawan Soewardjono yang tersangkut kasus korupsi.

Ia bilang, hal terpenting bagi manajemen baru adalah mendorong kinerja perusahaan dan mengikuti arahan Kementerian BUMN.

"Kalau manajemen sekarang yang penting lihatnya bekerja ke depannya dengan baik, dan mengikuti sesuai arahan dari kementerian," kata dia.

Senada, SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, pihaknya akan terus mengikuti arahan dari Kementerian BUMN untuk melakukan perbaikan.

Hal itu dilakukan dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan penguatan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

"Kami diminta (Kementerian BUMN) untuk bisa konsisten dalam menerapkan tranformasi bisnis ke depannya, terutama penguatan GCG," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, bahwa BUMN karya merupakan sektor yang terlambat melakukan transformasi dibandingkan sektor perusahaan pelat merah lainnya. Hal itu disadari setelah muncul permasalahan keuangan pada BUMN Karya.

Menurut Tiko, sapaan akrabnya, permasalahan yang dialami BUMN karya hingga berdampak pada keuangan adalah persaingan usaha yang ketat. Saat ada tawaran proyek, para BUMN karya cenderung menekan harga untuk mendapatkan proyek tersebut.

Alhasil, margin yang diperoleh dari proyek tersebut sangat sedikit, dan berujung membuat antara arus kas (cashflow), pendapatan, dan laba terjadi diskoneksi.

"Margin di industri kontraktor ini sangat tipis, membuat laporan keuangan antara cashflow, pendapatan, dengan laba sering terjadi diskoneksi. Karena dengan margin tipis ini, kalau ada kesalahan bisa menjadi kerugian, yang kemudian tinggal kapan dibukukannya," ujarnya dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia, Senin (19/6/2023).

Ia mencontohkan seperti yang terjadi di Waskita, adanya kejanggalan pencatatan laporan keuangan karena laba tak sejalan dengan cashflow.

Pada 2017 dan 2018 laba bersih mencapai sebesar Rp 4,2 triliun- Rp 4,6 triliun, yang sekaligus menjadi capaian tertinggi dalam sejarah perusahaan. Namun pada periode itu justru arus kasnya negatif Rp 19 triliun.

"Pada waktu laba tinggi di 2017-2018 cahsflow-nya negatif Rp 19 triliun. Jadi ini aneh, bahwa terjadi cashflow operasi yang negtaif dan cashflow investment yang besar sekali," kata dia.

Dengan kondisi laporan keuangan seperti itu, yang dibarengi margin tipis, maka pada saat pandemi Waskita seketika mencatatkan kerugian, terdalam pada 2020 dengan rugi sebesar Rp 9,3 triliun berlanjut di Rp 1,8 triliun sebesar 2021 dan Rp 1,7 triliun sebesar 2022.

Tiko bilang, pemerintah saat ini sedang menyelidiki persoalan tersebut untuk mengetahui faktor pasti yang membuat terjadinya penurunan tajam pada kinerja keuangan Waskita.

Ia mempertimbangkan, apakah persoalan itu karena disebabkan perbedaan pandangan akuntansi, seperti yang pernah terjadi di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, atau justru penyalahgunaan kebijakan akuntansi untuk memanipulasi laporan keuangan.

"Kami belum beri kesimpulan terakhir, karena masih investigasi untuk mengetahui sebenarnya komponen apa yang memabuat terjadi perubahan laba ke negatif secara drastis sekali di 2018, 2019, 2020, apa sebenarnya yang terjadi di situ," papar Tiko.

https://money.kompas.com/read/2023/06/20/212000926/bos-waskita-buka-suara-soal-dugaan-laporan-keuangan-yang-dipoles-

Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke