Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bersaing dengan Dompet Digital dan "Virtual Account", Bagaimana Prospek Kartu Kredit untuk Belanja "Online"?

EVP Marketing and Lifestyle Bussiness Division Head Bank OCBC NISP Amir Widjaya mengatakan, setelah pandemi aktivitas belanja masyarakat telah kembali tumbuh, salah satunya adalah belanja online. Tak hanya belanja, mobilitas masyarakat juga telah kembali seperti semula.

Untuk itu, pihaknya baru saja meluncurkan produk kartu debit dan kartu global debit untuk menangkap potensi tersebut.

"Trennya sangat bagus untuk menemani mereka," ujar dia konferensi pers peluncuran NYALA Kartu Kredit dan Nyala Global Debit, Rabu (21/6/2023).

Bank OCBC NISP sendiri mencatat, pada Mei 2023 penyaluran kredit melalui kartu kredit tumbuh 60 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, pada kuartal I-2023 penyaluran kredit Bank OCBC NISP tercatat sebesar Rp 137,6 triliun. Nilai tersebut tumbuh 11,6 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Amir menjelaskan, sebelum pandemi persentase orang yang belanja online masih terbilang kecil dibandingkan dengan belanja offline. Namun begitu, pandemi telah menjadi katalis untuk mendorong tren belanja online di Indonesia.

Untuk itu, pihaknya memastikan kartu kredit dapat diakses secara daring untuk mempermudah masyarakat berbelanja secara online.

Tak hanya itu, pertumbuhan minta masyarakat untuk melakukan perjalanan ke luar negeri juga membuat OCBC NISP menyediakan fasilitas kartu kredit.

"Bukan hanya menargetkan yang ke luar negeri saja, tapi pada saat di sana juga dia nyaman sama kartu kita. Daripada dia ke money changer lebih baik dia sama kami. Di dalam negeri juga kami jaga. Cuma di dalam negeri juga sudah hampir sama nih," imbuh dia.


Penggunaan kartu kredit masih kecil

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan, transaksi belanja online masyarakat melalui platform e-commerce terus mengalami peningkatan. Walau begitu, pertumbuhannya cenderung melambat dibandingkan ketika pandemi Covid-19.

Untuk pilihan pembayaran, setidaknya sejak akhir tahun lalu, transaksi belanja online e-commerce menggunakan kartu kredit masih belum menjadi pilihan utama untuk masyarakat.

"Penggunaannya (kartu kredit) masih kecil banget, Plihan utama itu masih pada uang elektronik dan virtual account," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (20/6/2023).

Ia menambahkan, kartu kredit menghadapi persaingan yang berat ketika disandingkan dengan dompet elektronik dan virtual account yang disebut memiliki lebih banyak promo dan diskon. Diskon tersebut termasuk juga untuk ongkos kirim yang menjadi faktor penentu dalam berbelanja online.

"(Ongkos kirim) sangat memengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan transaksi di e-commerce," imbuh dia.

Bima berpendapat, kartu kredit mungkin lebih digunakan untuk membeli produk dengan harga yang lebih mahal atau kelas atas. Sementara, e-commerce pada umumnya menyediakan barang yang relatif memiliki harga menengah.

"Penggunaan kartu kredit tidak terlalu signifikan, karena harganya relatif terjangkau. Konsumen lebih memilih menggunakan dompet digital dan virtual account," tandas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), nilai transaksi menggunakan kartu kredit tercatat sebesar Rp 226,04 triliun sampai akhir 2022. Adapun jumlah kartu kredit pada akhir 2022 mencapai 16,88 juta kartu.

Jumlah tersebut turun dari nilai transaksi kartu kredit pada akhir 2021 sebesar Rp 237,74 triliun yang tercatat dari 16,52 juta kartu.

https://money.kompas.com/read/2023/06/22/060000626/bersaing-dengan-dompet-digital-dan-virtual-account-bagaimana-prospek-kartu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke