Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiga Catatan MTI Jelang Operasional LRT Jabodebek 18 Agustus 2023

Hal ini agar pelaksanaan uji coba dengan penumpang terbatas (soft launching) LRT Jabodebek pada 12 Juli 2023 dan operasi secara komersil pada 18 Agustus 2023 berjalan dengan lancar.

Berikut beberapa catatan MTI yang perlu diperhatikan sebelum LRT Jabodebek diujicobakan secara terbatas dan beroperasi penuh.

1. Jamin Keselamatan Penumpang

Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, selain kelancaran dan kenyamanan selama perjalanan, operator LRT Jabodebek juga harus menjamin keselamatan para penumpang.

Mengingat pada Oktober 2021, LRT Jabodebek pernah mengalami kecelakaan saat dilakukan uji coba. Selain itu, LRT Sumatera Selatan yang dioperasikan 2018 pernah mengalami kerusakan mesin sehingga menyebabkan penumpang panik.

"Pasalnya posisi jaringan melayang, maka jaminan keselamatan pengguna LRT Jabodebek harus diperhatikan dan pengguna mendapatkan informasi yang lengkap bagaimana cara antisipasinya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/7/2023).

Menurutnya, operator perlu menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menjamin keselamatan penumpang sesuai dengan Studi Standarisasi Fasilitas Integrasi dalam Proses atau Kegiatan Perpindahan Moda pada Simpul Transportasi (2022), dimana aspek keselamatan dalam integrasi moda meliputi keselamatan lalu lintas dan keselamatan umum.

Keselamatan lalu lintas berupa penataan jalur pejalan kaki yang lebar, nyaman, dan inklusif dengan lebar minimal 1,5 meter, menyediakan jalur penyeberangan baik berupa zebra cross maupun jembatan penyeberangan, pagar pegaman dengan tinggi minimal 0,9 meter, perkerasan jalur pejalan kaki, dan rambu keselamatan.

Sementara keselamatan umum berupa proteksi kebakaran, penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) yang terpisah dari bangunan utama. Lampu penerangan, sepanjang rute perpindahan moda. Pos pemeriksaan, disediakan di titik tertentu dan tersedia petugas Kesehatan dan alat kesehatan.

2. Menyiapkan Aksesibilitas Penumpang

Pada kali ini, proyek LRT Jabodebek yang akan dioperasikan merupakan yang tahap pertama sepanjang 44,43 kilometer.

Adapun jalur ini akan dilayani oleh 18 stasiun dengan tiga segmen lintasan, yaitu Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur.

Nantinya pada tahap kedua, LRT Jabodebek akan dibangun sepanjang 39 km dan terbagi menjadi tiga segmen dengan 8 stasiun.

Melihat hal tersebut, dia menyebut, kawasan Stasiun LRT Jabodebek ini memiliki potensi implementasi integrasi antar moda dan telah teridentifikasi moda lanjutan dalam mendukung LRT Jabodebek.

Oleh karenanya, fasilitas integrasi pada kawasan stasiun harus terdefinisi dengan baik, yakni dengan prinsip mendekatkan manusia dengan angkutan umum.

Selain itu disediakan fasilitas integrasi moda, berupa fasilitas jalur pejalan kaki, fasilitas jalur sepeda, fasilitas parkir, dan fasilitas perpindahan moda bagi penyandang disabilitas.

Adapun sejumlah integrasi aksesibilitas fisik yang telah disetujui BPJT, antara lain fasilitas integrasi pada stasiun integrasi LRT-HSR di Halim, skybridge/JPO Revo-Stasiun Bekasi Barat LRT Jabodebek, akses skybridge (jembatan penyeberangan orang/JPO) dari Gedung MTH 27 Office Suite PT Adhi Commuter Properti ke Stasiun Ciliwung LRT Jabodebek.

Kemudian ada juga akses skybridge dari Gedung Apartemen atau Parkir PR Kresna Inti Utama ke Stasiun Bekasi Barat LRT Jabodebek, fasilitas integrasi skybridge dari Stasiun Cikunir 1 LRT Jabodebek, fasilitas integrasi JPM dari Stasiun Dukuh Atas LRT Jabodebek-Stasiun Sudirman KCI.

Serta fasilitas pendukung integrasi moda antarmoda Stasiun Cikunir 1 LRT Jabodebek, TOD Jatimulya LRT Jabodebek, TOD TMII, dan TOD Bekasi Barat.


3. Menyiapkan Angkutan Penghubung

Sebagai sebuah angkutan publik massal, kata Djoko, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi dari pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan paska perjalanan (last mile).

Berdasarkan Studi Potensi Jaringan Angkutan Umum dan Integrasi Moda Kawasan di Sekitar Koridor LRT Jabodebek (2020) yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, potensi kawasan permukiman dan komersial sekitar Stasiun LRT Jabodebek dengan radius kurang dari 5 km ada 310 kawasan permukiman dan komersial.

Angka tersebut tidak sebanding dengan jumlah angkutan umum yang melayani yakni sekitar 203 trayek yang tersebar di berbagai stasiun.

Oleh karenanya, para pemangku kepentingan perlu menyiapkan angkutan umum yang dapat melayani perjalanan penumpang dari rumah menuju stasiun dan dari stasiun menuju tempat tujuan maupun sebaliknya dengan lengkap.

Sebab idealnya semua kawasan perumahan yang berada dalam Kawasan Bodetabek memiliki jaringan layanan angkutan umum menuju stasiun LRT Jabodebek terdekat.

"Angkutan umum yang paling dikehendaki, lantaran akan mengurangi kepadatan kendaraan diparkir di stasiun. Rata-rata luas lahan parkir di stasiun LRT Jabodebek tidak seluas lahan parkir stasiun KRL Jabodetebak," jelasnya.

Menurutnya, sejumlah stasiun yang berada di wilayah Kota Jakarta sudah terhubungan dengan jaringan transportasi umum yang sudah beroperasi telebih dahulu. Namun tidak dengan wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

Untuk itu, Kesiapan pemda di Bodebek diperlukan untuk menyediakan sejumlah rute menuju stasiun terdekat.

"Jika dirasakan pemda Bodebek tidak bisa menyiapkan angkutan penghubung yang layak, maka Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bisa meminta bantuan PT Transjakarta atau PO Bus swasta untuk memgoperasikan bus dari sejumlah kawasan perumahan di Bodebek menuju stasiun LRT Jabodebek terdekat," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2023/07/04/131057126/tiga-catatan-mti-jelang-operasional-lrt-jabodebek-18-agustus-2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke