Berbelanja melalui live shopping membuat pembeli dapat berinteraksi dengan penjual secara real time sehingga informasi terkait produk yang dijual lebih dirasakan pembeli.
Kompas.com mewawancari beberapa warga di Jabodetabek terkait pengalaman mereka berbelanja melalui live shopping pada Selasa (1/8/2023).
Deo (26), warga Tangerang Selatan mengatakan belanja lewat live shopping mudah dilakukan dan tersedia banyak diskon.
"Saya beli peralatan dapur, karena live shopping harga murah dan surprisingly barang-barangnya juga bagus," kata Deo kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2023).
Deo mengatakan pengalamannya berbelanja di live shopping cukup bermanfaat meski tidak sefleksibel belanja langsung di e-commerce.
Sebab jika ingin belanja di live shopping, pembeli harus menunggu penjual melakukan siaran langsung. Oleh karena itu pembeli harus sabar menunggu penjual "membuka" lapaknya.
Namun bagi Deo, hal itu justru membuatnya bisa lebih menahan diri untuk belanja online.
Sementara itu, Afdila (26) warga Jakarta Selatan mengatakan, cukup sering berbelanja produk fesyen di live shopping.
Ia mengatakan, produk dengan harga murah menjadi alasannya ketagihan berbelanja melalui live shopping.
"Saya beli baju, beli botol minum, beli topi karena memang mudah dan enggak ribet, banyak diskon," kata Afdila kepada Kompas.com, Rabu.
"Saya biasa habis Rp 200.000 buat belanja di live shopping," sambungnya.
Afdila mengatakan, dirinya pernah membeli kaos melalui live shooping, namun barang yang diterima tidak sesuai dengan keinginannya.
Namun ia mengatakan barang tersebut dapat dikembalikan ke penjual untuk diganti sesuai dengan pemesanan sebelumnya.
"Dan barang di beli bisa di antar ke rumah serta barang yang di beli bisa dikembalikan apabila tidak sesuai dengan barang yang diinginkan," ujarnya.
Terakhir, Afdila mengatakan, saat ini memilih untuk berbelanja melalui live shopping dari pada e-commerce mengingat banyaknya penawaran promo dan diskon.
"Mending live shopping soalnya banyak promo dan penjual biasanya sering spill barang saat live," ucap dia.
Prospek bisnis live shopping
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, tren belanja melalui live shopping kian diminati lantaran menawarkan pengalaman belanja yang baru yaitu kombinasi deskripsi produk melalui video dan interaksi langsung dengan penjual.
"Jadi calon pembeli diajak untuk mendalami spesifikasi produk, bahkan bisa langsung menanyakan detail dan dijawab langsung oleh si penjual. Ini berbeda ya," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/8/2023).
Bhima mengatakan, berbelanja produk di e-commerce dan berinteraksi dengan penjual melalui fitur tanya jawab sudah sering dilakukan. Namun, kata dia, para pembeli masih sering salah dalam membeli produk yang mereka inginkan.
"Kalau di live shopping, ukuran baju misalnya menjadi lebih mudah terbayangkan," ujarnya.
Bhima mengatakan, prospek bisnis dari live shopping ke depannya menjanjinkan khususnya bagi UMKM, content creator, dan lainnya.
Ia memprediksi tak menutup kemungkinan tren belanja online di Indonesia akan mirip seperti tren belanja di China.
"Mungkin arah belanja online Indonesia meniru China ya, ada live shopping farm. menyulap banyak sekali ruko kosong dijadikan tempat video streaming untuk berjualan di social commerce," tuturnya.
Meski demikian, Bhima mengatakan, kegiatan live shopping membutuhkan aturan untuk mengatur batasan subsidi dan diskon termasuk ongkir untuk produk impor.
Ia mengatakan, aturan tersebut diperlukan untuk memcegah predatory pricing yang berpotensi mematikan produk UMKM.
Predatory pricing adalah kegiatan menjual barang di bawah harga dan jauh dari modal.
"Ini perlu dipertegas sehingga jangan sampai produk yang dijual mematikan UMKM sebagai produsen," ucap dia.
https://money.kompas.com/read/2023/08/02/131533926/cerita-belanja-di-live-shopping-banyak-diskon-tapi-harus-sabar