Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BERITA FOTO: Geliat Pendulangan Intan Cempaka di Banjarbaru Kalimantan Selatan

Raungan mesin diesel pompa air memecah kesunyian saat sejumlah pekerja memulai berjuang mencari setitik intan di sela-sela lumpur dan pasir.

Para pendulang dengan alat yang disebut linggangan, berbentuk kerucut seperti caping terbalik terbuat dari kayu, bisa menghabiskan waktu seharian memilah material yang digali dari kedalaman 15 meter, dengan air untuk menemukan bijih yang mengandung intan.

Pendulangan yang memadukan unsur budaya dan kearifan lokal dari masyarakat setempat itu sempat lesu sejak beberapa tahun terakhir dan diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19. 

Meskipun sebenarnya masih banyak ditemukan galuh (sebutan warga setempat untuk intan karena para pendulang dilarang menyebut intan atau berlian yang dipercaya akan membawa sial) di lokasi itu.

Di tempat pendulangan ini sebenarnya tidak asing bagi Indonesia. Sejarah mencatat, pada 26 Agustus 1965 sebanyak 24 penambang tradisional menemukan intan seukuran telur burung merpati dengan berat 166,75 karat.

Intan seberat itu ditaksir berharga Rp 10 triliun, dan Presiden Pertama RI Ir Soekarno sempat memberi nama “Intan Trisakti”. Kini, tidak diketahui pasti keberadaan intan tersebut. 

Aktivitas pendulangan intan Cempaka telah ada sejak abad ke-9 Masehi atau sekitar tahun 800-an.

Lokasi itu kini tercakup dalam wilayah yang ditetapkan menjadi salah satu situs Geopark Meratus dan diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGG).

Langkah ini sebagai upaya Pemprov Kalimantan Selatan untuk melestarikan nilai budaya dan kearifan lokal.

Keberadaan bijih intan di kawasan tersebut sangat terkait dengan proses pembentukan Pegunungan Meratus sejak 200 juta tahun lalu.

Intan terbentuk pada kedalaman sekitar 100 mil (160 km) di bawah permukaan bumi dan kemudian batuan intan mengalami pengangkatan bersama Pegunungan Meratus ke permukaan sekitar 22,5 juta tahun lalu.

Lokasi penambangan yang berjarak sekitar 20 km dari Bandara Syamsudin Noor ke arah barat Kota Banjarbaru itu telah menjadi tempat wisata unggulan Kalimantan Selatan.

Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menonton secara langsung proses pendulangan tradisional tersebut.

Para wisatawan biasanya juga berbelanja intan dan batu permata lainnya, baik di lokasi pendulangan maupun di sebuah pasar yang tak jauh dari tempat tersebut.

Foto dan teks : ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Editor : ANTARA FOTO/Fanny Octavianus

https://money.kompas.com/read/2023/08/25/110145226/berita-foto-geliat-pendulangan-intan-cempaka-di-banjarbaru-kalimantan-selatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke