Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Handry Satriago dan Obrolan di Jet Pribadi

Ucapan duka cita mengalir, salah satunya dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani.

"Saya ingin mengenang beliau tak hanya dalam duka, tapi juga sukacita. Merayakan semangat hidupnya yang telah banyak menginspirasi saya," ucap dia.

Sosok inspiratif

Di mata Shinta, Handry Satriago adalah sosok yang inspiratif. Handry bisa melewati berbagai rintangan dan mampu menjadi CEO General Electric Indonesia.

Sejak remaja, Handry didiagnosis menderita kanker kelenjar getah bening. Hal inilah yang mengharuskannya duduk di kursi roda.

Adapun General Electric adalah perusahaan terkemuka Amerika Serikat dan salah satu perusahaan terbesar yang bisnisnya beragam di dunia.

Perusahaan tersebut bergerak dalam berbagai bidang mulai dari kelistrikan, elektronik, permesinan, modal ventura, hingga layanan keuangan.

"Prestasi beliau justru mengalahkan banyak di antara kita, yang mungkin tak memiliki kekurangan fisik apa pun," katanya.

 

Jet pribadi

Handry jadi CEO General Electric Indonesia pada 2010. Sebelum ditunjuk jadi CEO, ia menjabat sebagai Manajer Pengembangan Bisnis General Electric Indonesia.

Handry sempat menceritakan pengalamannya sebelum ditunjuk jadi bos perusahaan tersebut. Awalnya, ia beserta beberapa petinggi General Electric Indonesia tengah melakukan kunjungan kerja ke Vietnam pada pertengahan 2010.

Namun setelah acara selesai, Handry diberitahu seorang staf bahwa tiket pulangnya ke Indonesia telah dibatalkan. Saat itu, ia terkejut dan heran.

"Terus saya bertanya, pulangnya dengan apa," kenang Handry saat memberikan motivasi dan inspirasi di Kampus Binus Bussiness School, Jakarta, Senin (26/8/2013).

Staf tersebut lantas memberitahukan bahwa Handry ditunggu oleh Presiden GE ASEAN Stuart Dean untuk membicarakan sesuatu.

Namun pembicaraan dilakukan dalam perjalanan pulang ke Indonesia dengan pesawat jet pribadi. Handry mengakui, saat itu ia sangat canggung karena merupakan pengalaman pertamanya.

Saat itulah, Stuart mengatakan kepadanya bahwa dia dipromosikan untuk menjadi CEO GE Indonesia.

"Saya tahu diri, di dalam pesawat saya sering bilang permisi. Sampai akhirnya bos saya (Stuart) meminta saya untuk enjoy," kata Handry.

CEO termuda

Saat itu, Handry merasa belum siap untuk menempati posisi CEO. Terlebih, usianya baru mencapai 41 tahun.

Namun Stuart memberikan banyak penjelasan untuknya. Akhirnya, Handry pun menyanggupinya dan menjadi CEO termuda dalam sejarah GE Global.

"Saya tahu diri, di dalam pesawat saya sering bilang permisi. Sampai akhirnya bos saya (Stuart) meminta saya untuk enjoy," kata Handry.

Satu hal yang ditekankan Handry saat itu, ia mengatakan ingin menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang bisa bermanfaat bagi Indonesia, khususnya bagi GE Indonesia. Baginya, itulah tugas paling penting dari seorang pemimpin.

"Di mana tugas paling penting pemimpin adalah mengembangkan pemimpin-pemimpin baru yang tangguh," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2023/09/16/202008126/handry-satriago-dan-obrolan-di-jet-pribadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke