Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Minyak Dunia Terimbas Aksi Ambil Untung

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun tipis pada akhir perdagangan Selasa (19/9/2023) waktu setempat, setelah pada sesi sebelumnya sempat mencapai level tertinggi dalam 10 bulan.

Pelemahan terjadi gegara para investor mengambil keuntungan setelah harga minyak mentah trennya terus menguat imbas kebijakan pengurangan produksi yang berkepanjangan dari Arab Saudi dan Rusia.

Mengutip CNBC, Rabu (20/9/2023), harga acuan minyak mentah Brent turun 9 sen AS menjadi sebesar 94,34 dollar AS per barrel. Sebelumnya, sempat mencapai puncak sesi di 95,96 dollar AS per barrel, tertinggi sejak November 2022.

Setelah Brent mencapai 95 dollar AS per barrel pada Selasa kemarin, bank investasi UBS menyatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya mulai mengambil keuntungan.

Kendati begitu, para ahli strategi UBS memperkirakan Brent akan tetap diperdagangkan pada kisaran 90 sampai 100 dollar AS per barrel dalam beberapa bulan mendatang, dengan target akhir tahun sebesar 95 dollar AS per barrel.

Tren kenaikan harga minyak dunia terjadi usai Arab Saudi dan Rusia memutuskan memperpanjang pemangkasan produksi minyak sebesar 1,3 juta barrel per hari hingga akhir tahun.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyebut, langkah pengurangan produksi yang dilakukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+, memang diperlukan.

Ia menuturkan, pasar energi internasional memerlukan regulasi yang lebih ringan untuk membatasi volatilitas, sekaligus memperingatkan ketidakpastian permintaan dari China dan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa, dan langkah bank-bank sentral untuk mengatasi inflasi.


"Pemangkasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia dapat menyebabkan defisit 2 juta barrel per hari pada kuartal keempat, dan penurunan persediaan selanjutnya dapat menyebabkan pasar terkena lonjakan harga lebih lanjut pada tahun 2024," kata analis ANZ.

Di sisi lain, kondisi pasar minyak juga dipengaruhi produksi minyak AS dari wilayah penghasil serpih terbesar yang diperkirakan turun selama tiga bulan berturut-turut pada Oktober mendatang ke level terendah sejak Mei 2023, menurut laporan bulanan Badan Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS).

Kini pasar pun tengah menanti kebijakan suku bunga sejumlah bank sentral yang akan diputuskan pekan ini, terdiri dari bank sentral AS, Inggris, Jepang, Swedia, Swiss, dan Norwegia.

Kebijakan suku bunga bank sentral sangat mempengaruhi pergerakan harga minyak. Sebab, jika terjadi kenaikan suku bunga maka dapat meningkatkan bunga pinjaman dan memperlambat aktivitas ekonomi, yang kemudian berdampak pada penurunan permintaan minyak.


https://money.kompas.com/read/2023/09/20/100009826/harga-minyak-dunia-terimbas-aksi-ambil-untung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke