Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Ditjen Pajak Ihsan Priyawibawa mengakui, sejak awal tahun ini pertumbuhan penerimaan pajak terus melambat. Bahkan, sejak Juni hingga Agustus lalu, penerimaan pajak mengalami penurunan secara bulanan.

Tercatat realisasi penerimaan pajak sampai dengan Agustus sebesar Rp 1.246,97 triliun atau setara 72,58 persen dari target yang ditetapkan. Nilai ini tumbuh sebesar 6,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) namun turun 3,8 persen secara bulanan (month to month/mtm).

"Penerimaan kita dari bulan ke bulan mengalami perlambatan meskipun secara kumulatif penerimaan pajak masih tumbuh positif di 6,4 persen," kata dia dalam Media Gathering Kementerian Keuangan, di Bogor, Selasa (26/9/2023).

Lebih lanjut Ihsan menyebutkan, tren perlambatan tersebut berpotensi berlanjut hingga akhir tahun ini, seiring dengan penurunan harga komoditas yang juga berlanjut serta perlambatan perdagangan global yang persisten. Kedua sentimen itu akan menimbulkan tekanan pada PPh, PPN impor, dan PPN dalam negeri.

Akan tetapi, penerimaan pajak hingga akhir tahun diproyeksi dapat mencapai Rp 1.818,2 triliun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.718 triliun. Nilai outlook tersebut tumbuh 5,9 persen secara tahunan.

Menurutnya, outlook yang lebih tinggi dari target itu merupakan hasil positif dari setoran pajak pada awal tahun. Ihsan menjelaskan, spillover effect dari kenaikan harga komoditas tahun 2022 dilaporkan pada SPT tahunan yang disampaika dan dibayara PPh terutangnya pada April 2023.

"Kami memperkirakan di 5 bulan terakhir setelah Agustus, penerimaan pajak lebih mengikuti variabel berkaitan dengan ekonomi seperti harga komoditas, konsumsi dalam negeri, dan belanja pemerintah," ujarnya.

Selain itu, penerimaan pajak yang berasal dari sektor usaha utama masih menunjukan tren pertumbuhan yang positif, walaupun melambat.

Seperti industri pengolahan yang memiliki kontribusi sebesar 27,5 persen masih mencatat pertumbuhan sebesar 4,7 persen, kemudian perdagangan dengan kontribusi 23,6 persen mencatat pertumbuhan 4,3 persen, bahkan jasa keuangan dan asuransi masih mencatatkan pertumbuhan 26,1 persen.

"Kita juga paham dengan penurunan harga komoditas akan menekan penerimaan kita," ucap Ihsan.

https://money.kompas.com/read/2023/09/26/134032526/pemerintah-yakin-setoran-pajak-lampaui-target-di-akhir-2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke