Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Tertekan, BI Berpotensi Kerek Suku Bunga?

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18 dan19 Oktober 2023. Pengumuman rapat bulanan ini dinanti oleh pasar, di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah sejak awal tahun hingga 17 Oktober lalu melemah 0,94 persen. Berdasarkan data BI Jisdor, nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.718 per dollar AS pada 17 Oktober 2023 lalu.

Meskipun rupiah tengah tertekan, Josua memproyeksi, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) pada level 5,75 persen.

Tingkat suku bunga acuan tersebut dinilai masih memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) pada level 5,75 persen dalam RDG bulan Oktober 2023," ujar Josua, kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, BI memang perlu menjaga tingkat suku bunga acuannya, dikarena ketidakpastian mengenai arah Fed Fund Rate (FFR) masih menjadi risiko utama bagi pasar keuangan global, terutama setelah indikator ekonomi AS yang paling baru tetap solid.

Dalam berbagai kesempatan, pejabat BI menyatakan, tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate saat ini sudah mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga FFR hingga pengujung 2023.

Oleh karenanya, Josua menyebutkan, pergerakan The Fed ke depan masih berada dalam toleransi BI.

"Oleh karena itu, kami percaya BI masih akan lebih memilih untuk mempertahankan BI-7DRRR dalam pertemuan Oktober 2023," kata dia.

Lebih lanjut Josua bilang, dalam rangka meredam laju depresiasi rupiah, BI tidak hanya bergantung terhadap kebijakan suku bunga acuan. Bank sentral dinilai akan fokus menggunakan instrumen pasar keuangan, yakni Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valasa DHE) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Senada, ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, BI perlu menjaga suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

Ia menyadari, nilai tukar rupiah terus tergerus selama beberapa pekan terakhir. Hal ini pun berpotensi berlanjut, seiring dengan potensi arus modal keluar yang akan berlanjut dalam waktu dekat.

Akan tetapi, beberapa indikator ekonomi kunci menunjukkan tren yang positif dan memperlihatkan ketahanan domestik Indonesia di tengah ketidakpastian eksternal.

Salah satu indikator ekonomi yang positif ialah data surplus perdagangan periode September 2023, yang disebut telah memberikan dukungan kepada perekonomian untuk menahan pelemahan rupiah.

"Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, serta kebutuhan untuk menjaga selisih suku bunga acuan dengan the Fed, kami melihat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga kebijakannya pada tingkat 5,75 persen," ucap Riefky.

https://money.kompas.com/read/2023/10/19/095200026/rupiah-tertekan-bi-berpotensi-kerek-suku-bunga-

Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke