Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebutuhan Gas Industri Naik, Pendapatan SBMA Terkerek 11 Persen per Kuartal III-2023

Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene Rini Dwiyanti mengatakan, pertumbuhan pendapatan usaha ditopang oleh meningkatnya kebutuhan Gas, Acetylene dan Karbondioksida. Rini mengatakan, melalui commercial startup air separation plant, saat ini produksi liquid perusahaan mencapai kapasitas 50 ton sehari. Sehingga diharapkan mampu mencukupi permintaan pasar.

“Langkah bisnis yang sudah ditempuh oleh SBMA mulai dirasakan dengan peningkatan produksi produksi dan penjualan sejak di Bulan Juli dan sudah tampak pada Kuartal III-2023. Kami juga saat ini sedang memasuki are shipyard dan petrokimia untuk kebutuhan liquid yang meningkat, dan berhasil mengambil 5 persen pasar liquid yang ada di Kalimantan timur," ujar Rini dalam siaran pers, Senin (13/11/2023).

Adapun penjualan Acetylene tumbuh menjadi Rp 24,80 miliar pada kuartal III-2023, dibandingkan dengan tahun lalu Rp 21 miliar. Sementara itu, penjualan Argon juga naik menjadi Rp 16,28 miliar dari Rp 15,03 miliar. Di sisi lain, penjualan Oxygen hasil produksi SBMA meningkat menjadi Rp 15,59 miliar dari Rp 11,95 miliar periode sama tahun lalu.

Selanjutnya, untuk penjualan lainnya seperti karbondioksida juga naik jadi Rp 6,09 miliar dari Rp 3,12 miliar pada kuartal III-2022, dan perusahaan juga mencatat penjualan nitrogen senilai Rp 3,69 miliar atau tumbuh dari periode kuartal III-2022 Rp 2,4 miliar.

Adapun klien yang bekerja sama dengan SBMA, diantaranya PT Pama Persada Nusantara, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), PT Petrosea Tbk, PT KTC Coal mining & Energy, PT Darma Henwa Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk, PT Pertamina (Persero), hingga PT Sucofindo.

“Nilai tersebut kami keluarkan sebagai upaya untuk memperkokoh posisi perusahaan di industri ini dan mempersiapkan segala keperluan untuk produksi yang lebih banyak lagi di waktu yang akan datang,” jelas dia.

Adapun posisi ekuitas perusahaan tercatat Rp 215,16 miliar per September 2023, atau meningkat dibandingkan dengan dari akhir tahun lalu senilai Rp 211,07 miliar. Sementara utang atau liabilitas tercatat Rp 59,81 miliar, naik tipis dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 58,53 miliar. Per September 2023, total aset yang dimiliki SBMA sebesar Rp 274,98 miliar, meningkat dari periode Desember 2022 Rp 269,6 miliar.

https://money.kompas.com/read/2023/11/13/123922126/kebutuhan-gas-industri-naik-pendapatan-sbma-terkerek-11-persen-per-kuartal-iii

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke