Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Strategi Kementerian ESDM Penuhi Kebutuhan Listrik Nasional dari Energi Terbarukan hingga 2060

TANGERANG, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan sejumlah program pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai strategi jangka panjang ketenagalistrikan nasional.

Pengembangan energi terbarukan tersebut tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu mengatakan, perlunya pengembangan energi terbarukan seiring dengan kebutuhan tenaga listrik di tahun 2024-2060 akan tumbuh rata-rata di kisaran 3,6 hingga 4,2 persen per tahun.

Maka dalam memenuhi kebutuhan energi nasional yang meningkat setiap tahunnya, pemerintah akan mengembangkan secara masif pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 2030, yang akan diikuti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) pada 2037.

"PLTS lebih banyak dikembangkan karena biaya modal yang relatif lebih rendah dengan pemanfaatan bendungan atau waduk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dengan konsep PLTS terapung sebagai solusi di tengah keterbatasan lahan di daratan," kata Jisman.

Saat ini Indonesia sudah memiliki PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat dengan kapasitas 145 megawatt (MW), yang sekaligus merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Potensi PLTS terapung sendiri sangat besar, seperti di bendungan mencapai 14,7 GW yang tersebar di 259 lokasi.

Selain PLTS, pemerintah secara bertahap mengembangkan pula Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga 22 GW. Peningkatan kapasitas dilakukan melalui pengembangan teknologi PLTP yang lebih modern dan pengembangan sistem panas bumi non konvensional lainnya.

"Selain itu, PLTA juga akan membantu menjaga keseimbangan untuk pembangkit energi terbarukan yang sifatnya intermittent," kata Jisman.

RI juga mengembangkan tenaga nuklir yang ditargetkan menjadi komersial pada 2039 untuk meningkatkan kehandalan sistem tenaga listrik. Lalu kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) akan ditingkatkan hingga 31 GW pada 2060.

Pemerintah juga akan mengembangkan hydro pump storage mulai 2025, serta sistem penyimpanan energi baterai (battery energy storage Ssstem/BESS) akan dikembangkan secara massif pada 2034.

"Sementara hidrogen dengan memanfaatkan pembangkit EBT direncanakan akan mulai di produksi tahun 2031 untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan industri," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2023/11/14/190935326/strategi-kementerian-esdm-penuhi-kebutuhan-listrik-nasional-dari-energi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke