Ketua AAUI Budi Herawan menjelaskan, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah dengan memperhatikan rasio hasil underwriting dan rasio beban usaha (operation expenditure/opex).
"Tidak sehat kalau saya kan indikatornya sudah pasti hasil underwriting belum bisa menutupi biaya opex," kata dia dalam konferensi pers Hasil Kinerja Industri Asuransi Umum dan Reasuransi Kuartal III-2023, Selasa (28/11/2023).
Berdasarkan data AAUI, saat ini industri asuransi umum mencatat hasil underwriting sebesar 18,99 persen sampai kuartal III-2023. Hasil underwriting dapat disebut sebagai hasil premi yang telah dikurangi dengan biaya akuisisi, klaim dibayar, kenaikan atau penurunan cadangan klaim.
Sementara itu, rasio beban usaha industri secara keseluruhan tercatat 15,97 persen sampai periode yang sama.
Meskipun secara keseluruhan rasio beban usaha masih lebih kecil dari hasil underwriting, tetapi terdapat beberapa perusahaan terutama yang memiliki modal terbatas yang memiliki rasio beban usaha lebih dari 20 persen.
Budi mengungkapkan, penyehatan industri asuransi umum dan reasuransi dapat dimulai dengan menghentikan perang diskon dalam produk yang dipasarkan.
"Yang dirugikan penanggungnya sendiri kan, bukan tertanggung. Tertanggung diuntungkan terus," imbuh dia.
Di tengah harga premi yang terus ditekan oleh pemain, kondisi ekonomi makro juga menambah tekanan dengan adanya inflasi.
AAUI sendiri telah mengusahakan transformasi dan reformasi di industri asuransi umum dan reasuransi. Namun, hasil dari upaya tersebut baru dapat terlihat pada 2024.
Untuk dapat membuat industri sehat Heri bilang, industri asuransi umum dan reasuransi perlu menekan biaya operasional dan meningkatkan hasil underwriting.
"Ini jadi concern. Kalau dari hasil investasi, alhamdulilah karena indikator investasi kita surat berharga walau ada batasan deposito juga masih kecil (imbal hasil) tapi bisa menghasilkan kontribusi," terang dia.
Lebih jauh Budi memaparkan, biaya operasional yang belum dapat ditutup oleh hasil underwriting membuat industri asuransi umum dan reasuransi bisa dibilang belum sehat.
"Industri asuransi (umum dan reasuransi) belum sehat, kami punya laba masih di-generate mostly oleh hasil investasi, Ini PR (pekerjaan rumah) kami juga," ungkap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang mengungkapkan, perusahaan diharapkan dapat memperbaiki hasil dari underwriting dan mendorong pendapatan (return earning).
"Yang akan meng-generate kenaikan dari ekuitas," ujar dia.
Selain hasil underwriting, industri asuransi umum dan reasuransi juga harus memaksimalkan hasil investasi untuk mendorong laba perusahaan. Sampai kuartal III-2023, rasio investasi industri asuransi umum berkisar 3,86 persen dan reasuransi 4,08 persen.
https://money.kompas.com/read/2023/11/28/151215226/asosiasi-sebut-industri-asuransi-umum-dan-reasuransi-belum-sehat