JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, naiknya harga pangan hingga kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) tak sampai 5 persen membuat potensi kalangan masyarakat menengah ke bawah tertekan.
"Tekanan paling dirasakan saat ini ke masyarakat kelompok 40 persen menengah dan 40 persen paling bawah," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11/2023).
Padahal, jika ditotal, gabungan kelas menengah dan bawah kata Bhima memiliki kontribusi sebesar 53,2 persen dari total konsumsi nasional.
Maka, situasi dari tekanan sulitnya mencari lapangan kerja di sektor formal, kenaikan upah yang tidak seberapa dan inflasi pangan akan membuat kelas menengah bawah lakukan berbagai penyesuaian.
Ia menyebut, tahun 2024 konsumsi akan lebih difokuskan ke pemenuhan kebutuhan pokok sehingga mengurangi pembelian barang sekunder dan tersier.
"Bahkan sektor rekreasi yang booming pasca pandemi bisa jadi mulai melandai lagi pertumbuhannya karena ada tren berhemat," kata Bhima.
Selanjutnya, Bhima menjelaskan jika konsumsi melambat maka efeknya akan ke permintaan industri manufaktur.
"Ini menjadi ancaman serius. Kondisi ekspor sedang tidak baik baik saja, China dan mitra dagang tradisional sedang alami pelemahan, sehingga tumpuan ekonomi Indonesia bisa 5 persen ada di domestik," imbuhnya.
Lebih lanjut jika industri yang basisnya pasar domestik melihat adanya tekanan daya beli, Bhima menyebut pengusaha bisa menahan melakukan ekspansi, bahkan lebih buruknya efisiensi karyawan.
"Ini akan timbulkan lingkaran setan, di mana efisiensi karyawan menimbulkan tekanan daya beli yang lebih hebat. Skenario pertumbuhan di 2024 diperkirakan hanya berkisar 4,5 sampai 4,7 persen yoy (secara tahunan/year on year)," ungkapnya. (Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ekonom: Kenaikan Harga Pangan Paling Dirasakan Masyarakat Menengah ke Bawah
https://money.kompas.com/read/2023/11/28/203000526/ekonom--kenaikan-harga-pangan-paling-dirasakan-masyarakat-menengah-ke-bawah